Lanjutnya, Mahligai Indococo Fiber (MIF) sudah berdiri sejak tahun 2007 Memilki 16 cluster produksi di empat provinsi yakni Aceh, Sumatera barat, Lampung dan Pangandaran.
Kebutuhan sabut kelapa sebanyak 6 juta butir per bulan. Memiliki petani binaan sebanyak 250 orang. Memiliki tenaga kerja sebanyak 930 orang Eksport Fiber rata-rata 30 container per bulan Export cocopeat sekitar 35 container per bulan.
"Saya harapkan di Muba juga mampu menggerakkan tranformasi ekonomi melalui pengolahan sabut kelapa, kami akan lakukan bimbingan dan memberikan pengalaman terbaik untuk di Muba," tandasnya.
Penanggung Jawab Koperasi Unicon Muba Indonesia Nanang Taat menyampaikan, pendirian koperasi Unicon Muba merupakan pengembangan usaha dari para petani kelapa yang pada awalnya sebatas usaha perdagangan kelapa. Setelah terbentuknya koperasi ini, muncul lah inovasi untuk mengelola sabut kelapa menjadi produk cocofiber dan cocopeat yang mempunyai nilai jual untuk pasar ekspor, apalagi produk tersebut telah ada jaminan penampungan/ pasar dari Offtaker.
"Mengapa harus mengelola sabut kelapa karena, bahan baku nya berlimpah di Muba, kepastian jaminan pasar, padat karya, limbah yang belum di manfaatkan serta teknologi sederhana. Adapun beberapa produk akhir cocofiber yaitu, jok mobil, sofa, keset kaki, spring bed, vas bunga dan matras. Sementara, cocopeat digunakan untuk media tanam," ulasnya.
Pada rangkaian kunjungan tersebut, Pj Bupati Drs Apriyadi MSi juga melepas secara simbolis ekspor Kelapa bulat ke Shanghai.
Dalam kesempatan tersebut Pj Bupati Apriyadi turut didampingi Plt Kepala Dinas Perkebunan Muba Ahmad Toyibir SSTP MM, Kepala Dinas Koperasi UKM Drs Zulfakar MSi, Kasat Pol PP Muba Erdian Syahri SSos MSi, Kadin Kominfo Muba Herryandi Sinulingga AP, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Muba Riki Junaidi AP MSi, Plt Kabag Protokol Muba Rangga Perdana Putera SSTP.