JAWA BARAT, HARIANMUBA. COM, – Bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar pada Rabu 7 Desember 2022, rupanya dirancang dalam penjara.
Pelaku bom bunuh diri bernama Agus Sujatno merupakan mantan narapidana dalam kasus teroris di Cicande Bandung pada Februari 2017 lalu.
Perihal bom bunuh diri di Bandung ini disampaikan Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol Ibnu Suhaendra dalam keterangan persnya, Jumat, 9 Desember 2022.
Dalam keterangannya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mengungkapkan motif Bunuh Diri pelaku pengeboman Polsek Astana Anyar adalah kebencian terhadap pemerintah dan aparat kepolisian.
Pelaku tunggal yang meledakkan diri di Polsek Astana Anyar ini merupakan mantan narapidana dalam kasus teroris di Cicande Bandung pada Februari 2017 lalu.
“Awalnya kami mengira pelaku merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (Jad), namun setelah didalami ternyata pelaku merupakan mantan narapidana pada kasus Cicenda 2017,” ungkap Irjen Pol Ibnu Suhaendra, Jumat 9 Desember 2022.
Pada kasus terorisme di Taman Pandawa, Cicendo, Bandung tersebut Agus berperan meracik bom yang dipakai Yayat Cahdiyat dalam aksi bunuh dirinya.
Setelah mendekam 4 tahun di Penjara Nusakambangan, Agus dibebaskan pada September 2021.
Namun setelah keluar dari penjara ternyata pelaku masih berhubungan dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Barat.
Jadi rencana aksi teror Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Bandung pada Rabu 7 Desember 2022 kemarin sudah direncanakan sejak 5 Tahun Lalu saat Agus berada di dalam tahanan.
Sejalan dengan hal tersebut, dilansir dari Jurnal Ilmu Kepolisian volume 11 Nomor 2 yang terbit pada tahun 2017 berjudul ‘Bom Cicendo dari Pendekatan Mutidisipliner’.
Penulis jurnal yaitu Eko Budiman mencantumkan dalam jurnalnya sebuah hasil wawancara antara dirinya dengan Agus Sujatno alias Abu Muslim.
“AS menjelaskan sasaran sesungguhnya dari bom cicendo yaitu Markas Komando Brimob Polda Jabar, salah satu pos polisi di Bandung dan Mapolda Jabar,” jelas Eko.
Ternyata Eko mengungkapkan dalam jurnalnya bahwa sasaran utama dari bom tersebut adalah Mapolda Jabar.
Rencananya, pengeboman dilakukan dengan menggunakan dua buah bom panci yang dipasang disisi kanan dan kiri sebuah motor dengan on/off yang (tombol) yang identic dengan bom bunuh diri.