Begini Proses Pembuatan Gambir di Desa Toman, Tetap Pertahankan Cara Tradisional

Minggu 25-12-2022,14:59 WIB
Reporter : Boim
Editor : Dodi

Terdapat dua cara, yakni dengan cara alami yakni menggunakan matahari dan pengasapan. Menurut Yut untuk proses ini membutuhkan sinar matahari yang sangat terik sehingga getah bisa kering sempurna. 

"Kalau cuaca mendung, kami menggunakan cara pengasapan dimana cetakan gambir dimasukan dalam wadah, dimana dibawahnya dipanasi atau memakai tungku," jelasnya.          

Setelah getah nya mengering dipotong persegi panjang dan dikemas baru kemudian dipasarkan. Ia mengaku panjangnya proses pembuatan getah gambir ini memakan waktu selama 3 sampai 4 hari. "Dari 100 Kg daun gambir bisa menghasilkan getah sekitar 8 Kg," jelasnya.     

BACA JUGA:Pembangunan Tugu Napu Rampung, Camat dan Kades di Sungai Lilin 'Pose' Bersama   

Meski memakan waktu cukup lama, namun pengusaha gambir di Toman mengaku masih menggunakan sistem tradisional. 

Zulkarnain pengusaha gambir lain, menuturkan, hal itu guna mempertahankan kualitas getah yang diakui secara dunia. 

"Kalau kita menggunakan cara lain, meskipun waktunya cepat, namun kita mengkhawatirkan nanti dapat merubah kualitas yang sudah ada sejak dulu," tuturnya.

Getah Gambir banyak manfaatnya, selain sebagai untuk nginang (nyirih,red), juga bisa sebagai bahan pembuatan kosmetik, obat-obatan, menguatkan gigi, obat luka bakar, dan masih banyak manfaat lainya.

BACA JUGA:Bawaslu Muba Terima 9 Pengaduan Persoalan PPK Hasil Rekrutmen KPU Muba

Harga gambir getah yang sudah jadi atau diolah secara tradisional saat ini satu ikat atau sebanyak 65 gambir hanya Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu, atau satu kilogram (kg) hanya Rp 50 ribu rupiah. 

“Iya itulah hasilnya yang kami dapatkan, meski begitu tetap kami geluti usaha ini. Tetap menjaga kualitas getah gambir hingga dikenal oleh beberapa negara,” ujarnya. 

Zul mengharapkan agar pihak terkait tidak lepas perhatian. "Kami berharap kepada pihak terkait untuk membantu secara pemasaranya sehingga gambir dapat kembali berjaya,” tuturnya.   

BACA JUGA:Motor Mahasiswa Bayung Lencir Ini Hilang di Parkiran Kos Palembang 

Zul menceritakan saat ini ia tetap setia untuk mengelola getah gambir meskipun beberapa rekan nya sudah berganti usaha lain. 

"Kami tetap giat mengelola gambir, sejak dari kecil, bujang. Bahkan sudah punya istri dan anak hingga saat ini saya tetap mengelola getah gambir yang dijual di sekitar pasar babat,” tuturnya.

Kategori :