Memang diakui Pelantun Senjang mayoritas berasal dari Kabupaten Musi Banyuasin.
Dinamakan Senjang karena antara lagu dan musik tidak saling bertemu, artinya kalau syair berlagu musik berhenti, kalau musik berbunyi orang yang ber-Senjang diam sehingga keduanya tidak pernah bertemu, Itulah yang disebut Senjang.
Bila ditinjau dari bentuknya, Senjang tidak lain dari bentuk puisi yang berbentuk pantun.
Oleh sebab itu, jumlah Liriknya dalam satu bait selalu lebih dari empat baris.
Satu keistimewaan dari kesenian senjang ini adalah penyajiannya yang kompleks sehingga menarik.
Dikatakan kompleks karena penyajianya selalu dinyanyikan dan diiringi dengan musik. Pesenjang biasanya menyanyi sambil menari.
Ia dapat membawakan senjang itu sendirian tetapi tidak jarang pula pesenjang tampil berdua.
Walaupun irama senjang ini pada umumnya monoton, tetapi juga mengajak audiens terlibat sekaligus terhibur.
Penampilan senjang tampaknya mengalami perkembangan. Pada zaman dahulu, musik pengiring senjang adalah musik tanjidor. Seiring dengan perkembangan permusikan dewasa ini, tanjidor sudah nyaris langkah digunakan, tetapi penggantinya adalah musik melayu atau organ tunggal.
Pada zaman dahulu, penutur senjang biasanya menciptakan senjangnnya secara spontan, sehingga tema yang akan disampaikan disesuaikan dengan suasana yang dihadapinya.
Akan tetapi, sekarang kepandaian senjang serupa itu sudah sangat langkah.