"Tapi kita masih diperbolehkan untuk ke masjid ataupun ke dapur, karena komplek asrama itu ada masjid dan dapur, tapi masih dalam komplek," jelasnya.
BACA JUGA:Siap-Siap, Salah Satu Ruas Tol Trans Sumatera Ini Akan Dilakukan Penyesuaian Harga
Hendra mengungkapkan pihak kampus untuk mengingat dirinya dan mahasiswa lain untuk waspada karena asrama mereka diapit 2 tentara.
"Setiap sore tinggal nunggu gencatan senjata dari pihak tentara, nah ketika itu kita baru dibolehkan keluar sekitar 2 jam, itupun takut-takut keluar karena masih terdengar suara tembakan," jelasnya.
Hendra mengungkapkan saat peristiwa itu terjadi kondisi dibulan ramadhan, ia menjelaskan dari pihak Asrama tetap menyediakan makanan bagi mahasiswa.
"Untuk buka puasa dan sahur, kita tinggal di asrama ada disediakan kampus, alhamdulillah tetap ada makanan," jelasnya.
BACA JUGA:Emas Dunia Naik Tajam, Sentuh Harga Tertinggi Dalam Sejarah
BACA JUGA:Ada 7 Desa di Bayung Lencir Musi Banyuasin Terdampak Tol, Ini Desanya
Namun karena situasi sedang tidak normal, Hendra mengaku kadangkala makanan tersebut tidak mencukupi.
"Kadang kita yang bagian belakangan tidak kebagian, nah kito yang idak dapat jatah ini ketemu roti ya makan roti, ketemu mie instan ya makan mie," jelasnya.
Hendra mengungkapkan selama 8 hari dirinya dan beberapa mahasiswa lain terjebak dalam situasi konflik tersebut.
Bahkan ia mengaku ada 2 sampai 3 hari ia dan mahasiswa lain cuma didalam asrama karena jarak baku tembak sangat dekat.
BACA JUGA:Lebih Keren, Yamaha Gear 125, Hadir Dengan 7 Pilihan Warna
Kemudian Hendra mengungkapkan dirinya dan beberapa orang lain lalu di evakuasi ke rumah persatuan pelajar Indonesia.