"Ini yang kita cari, apakah ada metode kerja yang lebih cepat daripada yang sudah ada dalam desain,” ujarnya kepada Jambi Ekspres .
BACA JUGA:Pelaku Pembunuhan Istri di OKU Diamankan Polisi, Ini Pengakuannya
BACA JUGA:Astaghfirullah! 6 Dosa Ini Azabnya Disegerakan Oleh Allah SWT di Dunia
Ibnu menyebut, untuk tanah yang memerlukan penanganan khusus ada sebanyak 3,3 Kilometer dari total luas tol seksi ini sepanjang 15 Kilometer yang melintasi batas betung hingga Tempino ini.
“Adapun tanah yang butuh penanganan khusus sekitar 3.300-an meter atau 3,3 kilometer,” tegasnya.
Untuk itu dalam waktu sebelum Juli ini pihaknya akan mencari solusi terkait tantangan tanah ini.
“Rencananya kita akan mencari kostruksi lain agar lebih cepat selesai dan tepat waktu sesuai arahan presiden. Salah satunya pilihan diantaranya dengan menggunakan Pile Slab (tiang yang menopang dibawah jalan, red),” tegasnya.
BACA JUGA:Dua WNA Dikabarkan Terdaftar Dalam DPT Pemilu di Blitar, Ini Faktanya
BACA JUGA:Gubernur Bentuk Tim Penanganan Pengelolaan Sumur Minyak Masyarakat, Muba Jadi Koordinator
“Setelah ditemukan metode yang cocok pekerjaan akan dimulai pada Juli ini,” akunya.
Selain itu, Ibnu menyatakan pihaknya menyiapkan lima strategi percepatan untuk pembangunan jalan tol Jambi.
Yang pertama dengan segera melakukan review desain atau mencari solusi penaganan tanah lunak dengan menggunakan geoteknik khusus dengan mencoba pile slab.
Lalu strategi selanjutnya, dalam konstruksi akan mengimplementasikan digital konstruksi.
BACA JUGA:Daftar Jumlah Usulan PPPK Kabupaten di Sumsel, Honorer Was-was Tunggu Pembukaan PPPK
BACA JUGA:Ini Tanggapan Pemerintah Terkait Usulan Muhammadiyah Tambah Libur Idul Adha 2023 Jadi Dua Hari
“Nantinya mulai tahapan persiapan pemadatan hingga sampai finishing kita menggunakan digital konstruksi. Seperti nanti untuk alat penghamparan rigid menggunakan alat yang secara teknologi akan mengunci berdasarkan GPS, jadi harapannya ketebalan jalan akan rata,” ucapnya.