Pemutakhiran Data Keluarga BKKBN, Dimanfaatkan Untuk Bedah Rumah dan Bahan Pangan Keluarga Berisiko Stunting

Selasa 11-07-2023,10:03 WIB
Editor : Dodi

Selanjutnya Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk pemetaan indikator SDGs dan keluarga beresiko stunting secara geospasial, Kemenko PMK dan TNP2K dalam hal pemeringkatan kesejahteraan sosial Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

BACA JUGA:Orang Tua Berebut Bangku Barisan Depan, Salah Satu Tradisi Unik Setiap Hari Pertama Tahun Ajaran Baru

BACA JUGA:Mengenal Tol Betung-Jambi, Rencananya di Bangun 4 Tahap, Sebagian Besar Masuk Wilayah Muba

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ) menurut Hasto Wardoyo memanfaatkan data hasil Pemutakhiran itu untuk penyaluran program bantuan gizi nusantara pada lokus KKN Tematik.

Sedangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika memanfaatkan hasil Pemutakhiran itu untuk penyaluran Set Top Box (STB) kepada keluarga miskin.

Pencapaian Tertinggi

Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023 dilakukan BKKBN selama satu bulan yakni dari 1 Juli hingga 31 Juli 2023. Hingga Senin (10/07/2023), BKKBN mencatat telah memutakhirkan 4.608.991 data keluarga atau 29,35 persen secara nasional.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pelaporan dan Statistik (Laptik) BKKBN Lina Widyastuti, SKM, M.A.P.S, mengatakan BKKBN menargetkan 15.703.133 data keluarga. Secara persentase, Lina menyebutkan ada 13 provinsi yang pencapaian Pemutakhiran di atas angka persentase nasional.

BACA JUGA:Penemu Nikuba Pernah Ciptakan Pemadam Api Dari Kulit Singkong, Ini Kelebihannya Hingga Dibeli Orang Jepang

BACA JUGA:Timnas Voli Putra Indonesia Lolos Ke Babak Kedua AVC Challenge Cup 2023, Menang Dramatis Atas Bahrain

Pencapaian Pemutakhiran tertinggi di atas pencapaian nasional yakni Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 45,04 persen, Provinsi Sulawesi Barat 42,40 persen, Banten 42,18 persen. Selanjutnya Jawa Timur (41 persen), Gorontalo (40,52 persen), Bali (39,11 persen), Daerah Istimewa Yogyakarta (36,14 persen), Nusa Tenggara Barat (34,73 persen), Jambi (34,23 persen), Bengkulu (32,27 persen), Kalimantan Timur (31,30 persen), Sulawesi Selatan (30,32 persen), dan Lampung (30,21 persen).

“Pemutakhiran dilakukan dengan dua metode pengumpulan data, yaitu metode formulir (paper based) dan telepon pintar (smartphone) yang ditentukan berdasarkan pemetaan yang dilakukan provinsi,” kata Lina.

Pemutakhiran Pendatan Keluarga tahun 2023 dilaksanakan untuk meningkatkan akurasi dan kualitas data pensasaran agar intervensi yang dilakukan dapat menjadi lebih tepat dan akurat. 

Untuk Program Bangga Kencana, data hasil Pendataan Keluarga dan Pemutakhirannya digunakan sebagai dasar dalam perencanaan, penyelenggaraan, pemantauan serta evaluasi yang diukur melalui capaian indikator Utama (IKU) BKKBN berdasarkan Renstra BKKBN 2020-2024 yaitu Angka kelahiran total per Wanita Usia Subur (TFR); Angka kelahiran 1.000 wanita pada kelompok umur 15-19 tahun (ASFR); angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (mCPR) untuk perempuan 15-49 tahun; persentase peserta KB Aktif (PA) MKJP; Median Usia perkawinan Perempuan (MUKP); Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmeetneed); tingkat putus pakai kontrasepsi; Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga); dan menghitung persentase masyarakat yang terjangkau Program Bangga Kencana). 

 

 

Kategori :