Akses ke kota-kota ini hanya mungkin dengan helikopter dan pendakian 40 mil, dengan wilayah yang dihuni oleh hewan buas seperti jaguar dan ular.
BACA JUGA:Jejak Keturunan Majapahit di Jombang, Mayoritas Penduduk di Kampung Ini Tidak Berbahasa Jawa
Penulis utama studi dan profesor penelitian arkeologi di Universitas Idaho State, Richard Hansen, menyatakan bahwa temuan ini mengungkap kompleksitas dan kecanggihan arsitektur pada periode Praklasik, dengan beberapa bangunan terbesar dalam sejarah dunia sedang dibangun pada waktu itu.
Tim ilmuwan AS-Guatemala telah memetakan area Amerika Tengah sejak 2015 dengan menggunakan teknologi lidar, metode pemetaan laser arkeologi utama yang mengungkapkan detail-detail seperti vegetasi purba.
Melalui teknik ini, ilmuwan berhasil mengidentifikasi bendungan kuno, waduk, piramida, platform, jaringan jalan, dan bahkan lapangan bola.
Enrique Hernández, seorang arkeolog dari Universitas San Carlos di Guatemala City dan salah satu penulis makalah, mengungkapkan bahwa penemuan ini memiliki potensi dampak sebanding dengan piramida Mesir.(*)