HARIANMUBA.COM - Seni budaya memiliki kekuatan untuk menghubungkan sejarah, kepercayaan, dan seni dalam satu ekspresi yang unik.
Salah satu contoh yang menarik adalah seni Rapa'i Dabus yang berasal dari daerah Aceh Selatan.
Seni ini tidak hanya mengandung nilai-nilai seni dan budaya, tetapi juga memiliki akar dalam agama dan ilmu metafisik.
Seni Rapa'i Dabus, yang hampir dimiliki oleh setiap Kecamatan di Aceh Selatan, memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan kepercayaan masyarakat setempat.
Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke riwayat kaum sufi pada abad ke-7 H. Awalnya, seni ini merupakan nyanyian-nyanyian (puisi doa) yang dibacakan oleh mursyid (pemimpin tarikat) dalam ajaran tasawuf.
Melalui doa dan zikir yang merdu, para pemainnya mencapai keadaan fana billah (asyik dan masyuk), mencari kepuasan batin dan kedamaian jiwa.
Kesenian Rapa'i Dabus merupakan perpaduan seni, agama, dan ilmu metafisik.
Dipimpin oleh seorang khalifah, kelompok seni ini terdiri dari minimal 10 orang yang menggunakan alat musik rapa'i (gendang kulit kambing) untuk melagukan syair-syair, zikir, dan pujian kepada Allah dan Rasulullah.