“ISPA memang paling rentan menyerang anak usia 1-5 tahun. Usia di bawah 5 tahun dengan gejala batuk, kesulitan bernafas, dan demam. Kondisi ini bisa memicu pneumonia yang menyerang bayi dan balita,”jelasnya.
BACA JUGA:Heboh Video, Pengendara Diduga Lawan Arus Jalur Keluar GT Prabumulih
Dikhawatirkan, terjadi lonjakan kasus pneumonia dari pasien yang terkena ISPA. “Sekitar 23 persen terjadi kematian pada kelompok usia balita jika sudah menyerang pernapasan,”ungkapnya.
Untuk itu, Dinkes Palembang sudah berkoordinasi bersama Pemkot dan Dinas Pendidikan untuk membuat kebijakan terkait proses belajar mengajar di sekolah.
Mengingat kualitas udara pagi sudah tidak sehat.
Bahkan saat ini, siang dan sore pun asap terus menyelimuti udara Palembang.
BACA JUGA:Adanya Pembangunan Tol Tuban - Gresik, Pemkab Lamongan Usulkan Gerbang Tol, Ini Wilayahnya
BACA JUGA:Inilah Ruas Tol Penghubung Antara Provinsi Jambi Menuju ke Riau, Bikin Perjalanan Makin Cepat
“Karena asap ini pagi hari sangat tebal. Kami juga mengimbau masyarakat agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan,” ujarnya.
Sebagai perbandingan, total kasus ISPA Januari-September 2023 ini hampir menyamai periode yang sama tahun lalu. Secara total, penderita ISPA Sembilan bulan terakhir untuk tahun ini sudah 14.960 orang. Sedangkan tahun lalu, Januari-September 2022 ada 15.639 orang.
Pemkot Palembang telah mengambil kebijakan usai gelar rapat koordinasi dengan seluruh OPD terkait. Hasilnya, mulai hari ini proses belajar mengajar melalui daring.
Dalam edaran Pemkot Palembang, seluruh kepala sekolah (kepsek) diminta memastikan proses belajar daring berjalan baik.
“Mulai besok (hari ini) proses belajar belajar dari jenjang PAUD, SD, dan SMP Negeri/Swasta mulai daring,” kata Kepala Disdik Palembang, Ansori ST MM.