Salamat Simanullang dalam kunjungannya mengatakan terdapat 2 isu dalam pembangunan proyek tersebut.
BACA JUGA:Warga Lalan Diduga Tenggelam, Saat Memancing Ikan di Sungai Sembilang Banyuasin
Pertama mengenai isu sosial pembebasan lahan, dan terkait kondisi geologi anomali tanah, kondisi tanah yang cenderung basah.
“Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan ini merupakan Proyek Strategis Nasional sehingga diharapkan dapat diselesaikan tepat waktu," jelas nya.
"Semua infrastruktur Proyek Strategis Nasional diharapkan oleh Bapak Presiden dapat selesai di tahun 2024” ungkap Salamat.
Project Director Jalan Tol untuk Binjai Pangkalan Brandan PT Hutama Karya, Hestu Budi mengatakan dalam pembangunan jalan tol ini tidak akan menjadi kendala yang berarti.
BACA JUGA:Atlet Tenis Muba Torehkan Prestasi di Kejurnas Bupati Tanah Datar Sumbar
BACA JUGA:Pemkab Muba Bakal Lakukan Pemekaran di Kecamatan Lalan, Ini Namanya
“Terkait 2 (dua) isu dalam pembangunan jalan tol ini tidak akan menjadi kendala yang berarti, namun akan ada sedikit tambahan waktu dalam penyelesaiannya,” ujar Hestu.
Rombongan melakukan kunjungan pada proyek jembatan bentang panjang Sei Wampu pada proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II.
Jembatan ini memiliki bentang 230 meter dan main span 130 meter tanpa penggunaan pilar di tengahnya.
Sehingga Jembatan Sei Wampu tersebut akan menjadi jembatan rangka baja terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera.
BACA JUGA:Mantap! 4 Seksi Tol di Sumatera Utara Ini Akhir Tahun Ini Rampung Secara Bersamaan
BACA JUGA:Komisi VIII DPR Dorong Kemensos Salurkan BLT Bagi Warga Terdampak El Nino
Jembatan Sei Wampu termasuk dalam tipe jembatan Continuous Bridge Truss, dimana jembatan ini terdiri dari rangka yang menerus.Tumpuan jembatan sendiri berada di tengah bentang yang tidak terpisah. Dengan menggunakan baja yang sepenuhnya berwarna merah, Jembatan Sei Wampu akan menjadi ikon tersendiri di Sumatra Utara, khususnya di Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan.