Sedangkan panjangnya membentang 10,3 Kilometer di ruas jalan provinsi Pakupatan-Palima atau Jalan Syeh Nawawi Al Bantani.
BACA JUGA:Tekan Inflasi, PJ Bupati Muba Buat Gerakan Menanam Cabai Merah
BACA JUGA:PCNU Muba Gelar PD PKPNU, Angkatan ke 3 dan 4
Jembatan ini juga mempunyai delapan lajur dua arah.
Sedangkan bagian atas jembatan dihiasi ornamen batik khas Banten.
Informasinya, pembangunan jembatan ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 164,9 miliar.
Dibangun Pemerintah Provinsi Banten melalui kontraktor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pembangunan Perumahan (PP).
BACA JUGA:Komisi VI DPR RI Tinjau Langsung Progres Pembangunan Tol Bayung Lencir Tempino
![](data:image/svg+xml;charset=utf-8,<svg height="360px" width="336px" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" version="1.1"/>)
BACA JUGA:Ada 2 Usulan Provinsi Baru Sumatera Selatan Mencuat, Ini Calon Ibukotanya
Nama jembatan Aria Wangsakara berasal nama Pahlawan Nasional asli Banten.
Dari buku "Banten Sejarah dan Peradaban" karya Guillot, ditulis, Ibunda Raden Aria Wangsakara adalah Nyai Mas Cipta Surasowan.
Ia adalah cucu dari Pangeran Sanghyang Surajaya bin Prabu Surosowan yang bertahta di Banten Lama sebelum digantikan oleh Sultan Maulana Hasanudin.
Sultan Maulana Hasanuddin merupakan sama-sama cucu Prabu Surosowan.
BACA JUGA:Jembatan Tol Trans Sumatera Ternyata Ada di Kota Palembang, Tahun Depan Ditargetkan Selesai
BACA JUGA:Pj Ketua Dekranasda Sumsel Tinjau Pelatihan Kerajinan Perak di Kabupaten Ogan Ilir
Nyai Mas Cipta dinikahkan dengan Pangeran Wiraraja dari Kerajaan Sumedang Larang dan memiliki putra Raden Aria Wangsakara, atau masyarakat Kabupaten Serang wilayah timur di Tanara, Lempuyang, Binuang memanggilnya dengan sebutan Raden Kenyep Aria Wangsakara.