BACA JUGA:Genangan Air di Jalinteng Sekayu - Lubuk Linggau Ini Dikeluhkan Pengguna Jalan
"Semuanya kita serahkan ke putusan hakim. Kita tidak ingin ada kasus seperti ini, baik dari guru maupun dari Murid. Semuanya harus bahu membahu dalam membangun pendidikan," ucapnya.
Pihaknya menegaskan, sangat menolak aksi kekerasan terhadap pelajar. Namun pihaknya juga tidak berharap, adanya guru dilaporkan gara-gara mendisiplinkan murid.
"Guru guru harus memberikan pendidikan yang edukatif. Ajarkan anak anak dengan pendidikan karakter, supaya mereka bisa memahami, peran dan pentingnya pendidikan," tutupnya.
Sebelumnya, di media sosial, beredar penjelasan akun Sri Erlan, yang diduga keluarga Ky.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Terima Anugerah Kehormatan Lembaga Adat Melayu Jambi
BACA JUGA:Dapat Pujian Presiden Jokowi, Segini Panjang Jalan yang Berhasil Dibangun Melalui Dana Desa
Dia menuliskan, pada saat kejadian itu, murid kelas 6 ribut dalam kelas. Satu kelas rebut karena di kelas tidak ada guru.
Pada saat itu, Apinsa mengajar di kelas sebelah. Dituliskan juga dalam bahasa daerah, karena merasa terganggu, Apinsa masuk ke kelas 6 itu bawa rotan, tanpa banyak Tanya langsung memukul badan belakang keempat murid, salah satunya KY. Sedangkan murid-murid lain berlari keluar.
Pihak keluarga bukan tidak boleh Ky dipukul, tapi sewajarnya saja. Ada batas. Mungkin di betis.
Kalau di badan belakang tidak wajar. Selain itu, keluarga Ky menegaskan, sampai sekarang, Apinsa tidak pernah datang menemui keluarga Ky secara langsung.
BACA JUGA:Heboh Video Gajah Liar Masuk Pemukiman warga di Tulung Selapan, Ini Langkah BKSDA
BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Minta Perusahaan Perkebunan di Muba Saling Jaga dan Patuh
Cuma kepala sekolah dan guru – guru lain serta Sekdes yang datang. Sedangkan ke rumah 3 murid lain, Apinsa datang langsung.(zul/*)