“Jumlah sekolah yang terdampak ini datanya masih bisa berubah karena kondisi banjir terus meningkat," tandasnya.
Salah satu yang terendam, SMP Negeri 1 Sekayu. Para pelajar harus belajar di rumah sejak 20 Januari lalu.
"Sekarang masih banjir, para siswa belajar daring," ungkap Kepala SMP Negeri 1 Sekayu, Nuriani SPd MHum.
Nuriani menambahkan, pihaknya belum dapat informasi ada siswa yang rumahnya kebanjiran.
BACA JUGA:36 Petugas Lapas Sekayu Dilantik sebagai KPPS Pemilu 2024
“Tapi kalau jalan akses ke rumahnya banjir ada," tambah dia.
Dampak banjir di Muba, sebanyak 733 warga menderita sakit.
"Angka itu berdasarkan data warga yang berobat di posko kesehatan," jelas Kadinkes Muba, dr Azmi Dariusmansyah.
"Untuk keluhan beragam, tapi didominasi batuk, pilek, ISPA, hipertensi dan gatal-gatal. Untuk diare juga ada, tapi tidak banyak," ungkapnya.
Terpisah, di Kecamatan Rawas Ilir, Muratara, para pelajar juga masih diliburkan.
Camat Rawas Ilir, Husin mengatakan, hingga kemarin banjir masih terjadi.
“Seperti di Desa Beringin Makmur 1, Kelurahan Bingin Teluk, dan Mandi Angin, mulai surut. Tapi daerah Batu Kucing, Pauh, Pauh 1 dan Translok Pauh, itu masih dalam," katanya.
Kedalaman banjir di titik dalam masih 1-3 meter. "Seperti di Translok Pauh, sekolah di sana masih terendam," beber Husin. Untuk menyalurkan bantuan saja harus naik perahu.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muratara, Zazili mengatakan, sekolah di wilayah Kecamatan Rawas Ilir masih diliburkan karena kebanjiran.
BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Segera Launching Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak Se- Sumsel