Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

Jumat 29-03-2024,07:04 WIB
Editor : Dodi

Merahasiakan dikabulkan doa di antara doa-doa, agar manusia bersungguh-sungguh dalam setiap doanya. Merahasiakan ismul a’dzham di antara nama-nama-Nya, agar manusia mengagungkan semua nama-Nya. Merahasiakan shalatul wustha di antara semua shalat lima waktu, agar manusia menjaga semua waktu shalat.” 

“Merahasiakan diterimanya taubat di antara taubat-taubat, supaya manusia bersungguh-sungguh dalam setiap taubatnya. Merahasiakan kematian di dalam kehidupan, supaya manusia takut kepada Allah. 

Demikian pula merahasiakan malam Lailatul Qadar di antara malam-malam Ramadhan, supaya manusia bersungguh-sungguh beribadah pada semua malam Ramaadhan.” (lihat Mafatih al-Ghaib, juz 32, hal 28)

BACA JUGA:Pemdes dan Lembaga Desa Bumi Kencana Bagi-Bagi Ratusan Takjil Untuk Berbuka

Penjelasan serupa juga bisa ditemui dalam Fathul Bari oleh Ibnu Hajar, bahwa malam Lailatul Qadar sengaja Allah rahasiakan agar manusia berlomba-lomba dan bersungguh-sungguh beribadah pada seluruh malam di bulan Ramadhan untuk meraih malam agung itu. 

.Berbeda jika sudah ditentukan malam tanggal sekian. Pasti kesungguhan ibadahnya hanya malam itu saja. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 155)

Dalam penjelasan lain, Syekh Nidzamuddin an-Nasibasuri dalam tafsirnya, Graraib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan, sebagai berikut,

الحكمة في إخفاء ليلة القدر في الليالي كالحكمة في إخفاء وقت الوفاة ويوم القيامة حتى يرغب المكلف في   الطاعات ويزيد في الاجتهاد ولا يتغافل ولا يتكاسل ولا يتكل.

BACA JUGA:Kaya Akan Karbohidrat dan Vitamin, Ini Rekomendasi Sayuran Pengganti Nasi

Artinya, “Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadhan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, dan tidak bermalas-malasan.” (lihat Graraib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan, juz 6, hal 537)

Setelah mengetahui hikmah besar dirahasiakannya malam Lailatul Qadar, pertanyaan berikutnya adalah, sudah sejauh mana kesungguhan ibadah kita selama ini di bulan Ramadhan? Mungkinkah kita meraih malam agung itu dengan kualitas ibadah yang biasa-biasa saja selama ini? Mari manfaatkan sisa Ramdahan untuk lebih sungguh-sungguh beribadah dan meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan. (*) 

 

 

Kategori :