Ia yakin reklasifikasi Covid-19 adalah faktor terpenting di balik peningkatan infeksi streptokokus pyogenes, yang telah menyebabkan lebih banyak orang mengabaikan langkah-langkah dasar untuk mencegah infeksi, seperti disinfeksi tangan secara rutin.
"Menurut pendapat saya, lebih dari 50% orang Jepang telah terinfeksi Sars-CoV-2 (virus penyebab Covid-19)," kata Kikuchi di laman yang sama.
Status imunologi masyarakat setelah pulih dari Covid-19 mungkin mengubah kerentanan mereka terhadap beberapa mikroorganisme.
BACA JUGA:Inilah 3 Kabupaten/Kota Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Sumatera Selatan, Siapa Urutan Teratas?
BACA JUGA:Empuk dan Lembut Cocok Berikut Resep Serabi Kinca Kuah Merah
Kita perlu memperjelas siklus infeksi penyakit streptokokus pyogenes invasif yang parah dan segera mengendalikannya.
Infeksi streptokokus, seperti halnya Covid-19, menyebar melalui tetesan dan kontak fisik.
Bakteri ini juga dapat menginfeksi pasien melalui luka di tangan dan kaki.
Infeksi Strep A diobati dengan antibiotik, namun pasien dengan penyakit streptokokus grup A invasif yang parah kemungkinan memerlukan kombinasi antibiotik dan obat lain, serta perhatian medis intensif.
BACA JUGA:Mudik Lebaran 2024 Lebih Enjoy, Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni Ada Fasilitas Baru
BACA JUGA:Jelang Operasi Ketupat Musi 2024, Satlantas Polres Muba Lakukan Pemeriksaan Randis Secara Menyeluruh
Kementerian Kesehatan Jepang merekomendasikan, agar masyarakat melakukan tindakan pencegahan kebersihan dasar yang sama terhadap penyakit strep A yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari selama pandemi virus corona.
"Kami ingin masyarakat mengambil langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan jari dan tangan, dan menerapkan etika batuk," kata Menteri Kesehatan Keizo Takemi kepada wartawan awal tahun ini, dikutip dari Japan Times. (*)