HARIANMUBA.COM– Tangis haru mewarnai pemakaman Ahmad Nizam Alfahri, bocah 6 tahun yang menjadi korban kekerasan ibu tirinya di Pontianak, Kalimantan Barat.
Pemakaman dilakukan di kampung halamannya di Desa Sri Bandung, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024 sekitar pukul 23.00 WIB.
Kesedihan mendalam terlihat di wajah keluarga dan para pelayat yang hadir. Ican, ayah almarhum, tak kuasa menahan tangis saat melepas kepergian putra pertamanya itu.
Nenek Nizam, yang datang dari Jambi, hanya bisa bersimpuh di depan batu nisan cucunya dengan air mata yang terus mengalir.
BACA JUGA:Akibat Musim Kemarau, Air PDAM Sungai Lilin Mulai Terasa Payau
Kepala Desa Sri Bandung, Fansuri, menyampaikan bahwa rumah duka telah ramai dikunjungi pelayat sejak sore hari, Sabtu 24 Agustus 2024.
“Memang benar, keluarga besar almarhum Nizam berasal dari Desa kita, Seri Bandung,” ungkap Fansuri pada Minggu, 25 Agustus 2024.
Fansuri menambahkan, kepergian Nizam yang masih berusia 6 tahun ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat desa.
“Saya sendiri juga merasa kehilangan karena keluarga ayah dan ibu Nizam bukan orang lain. Mereka masih ada hubungan keluarga dengan saya,” tuturnya.
BACA JUGA:Sumur Minyak Ilegal di Muba Kembali Terbakar, Belum Lama Usai Penertiban Oleh Satgas Ilegal Drilling
Hingga saat ini, ayah almarhum masih belum bisa memberikan keterangan kepada media karena situasi duka yang sangat mendalam.
Para pelayat juga terus berdatangan untuk memberikan dukungan dan doa bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sementara itu, Ahmad Sobirin, tokoh masyarakat Desa Sri Bandung yang turut melayat, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kejadian tragis yang menimpa Nizam.
“Ayah almarhum Nizam memang asli warga Seri Bandung, meskipun sudah lama merantau ke Kalimantan,” ungkap Sobirin.
BACA JUGA:6 Mobil Klasik Istimewa Ditampilkan Dalam ICE 2024, Salah Satunya Pernah Digunakan Ratu Elisabeth II