HARIANMUBA.COM– Sebuah rekaman CCTV yang memperlihatkan upaya penipuan di salah satu Agen BRILink baru-baru ini viral di media sosial.
Insiden tersebut menjadi perbincangan hangat di platform X setelah akun @bacottetangga_ membagikan video yang menunjukkan seorang pria mencoba mencairkan uang dengan menggunakan dokumen palsu. Berkat ketelitian agen dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP), aksi pelaku berhasil digagalkan.
Dalam rekaman tersebut, pelaku terlihat mencoba menarik tunai sebesar Rp3.000.000 di Agen BRILink dengan menunjukkan bukti transfer yang diduga telah dimanipulasi. “Kak mau tarik tunai Rp3.000.000,” tulis akun tersebut yang menirukan percakapan pelaku. Agen BRILink kemudian menjawab, “Boleh, ditransfer langsung saja ya.” Pelaku pun menunjukkan dokumen yang mengindikasikan transfer telah dilakukan.
BACA JUGA:Kabar Gembira! Pengguna BRImo Berlimpah Hadiah
Namun, ketika agen melakukan pemeriksaan melalui sistem BRILink, tidak ada mutasi atau bukti transfer yang sesuai. Kecurigaan pun timbul setelah agen mendapati perbedaan antara data di dokumen dan catatan sistem. Dengan cermat, agen memutuskan untuk menghentikan transaksi dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak Bank BRI untuk penyelidikan lebih lanjut.
Aksi agen yang sigap ini menuai pujian dari warganet yang mengapresiasi ketelitian dan profesionalismenya. "Hebat sekali agen BRILink ini, ketat sekali penerapan SOP-nya," tulis salah satu pengguna media sosial, mengomentari keberhasilan agen tersebut dalam mencegah kerugian.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap modus-modus penipuan yang makin beragam, terutama yang berkaitan dengan transaksi keuangan.
Sebagai bagian dari layanan Bank BRI, BRILink berkomitmen menjaga keamanan transaksi nasabah melalui prosedur yang ketat dan pengawasan ketat terhadap segala bentuk aktivitas transaksi.
BACA JUGA:Dengan Brimo Mudahkan Transaksi, Pembayaran Tiket Hingga Top Up E Wallet
Dengan mematuhi SOP yang berlaku, agen BRILink tersebut tidak hanya mencegah potensi kerugian sebesar Rp3 juta, tetapi juga menegaskan bahwa ketelitian dan kewaspadaan merupakan langkah efektif dalam menangkal aksi penipuan.