Dalam pelaksanaannya, Hutama Karya menyalurkan bantuan yang difokuskan pada peningkatan gizi masyarakat untuk mencegah stunting. Bantuan tersebut mencakup makanan bergizi berupa Telur, Daging, Ikan, Tempe, dan Tahu untuk masyarakat yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK). Bantuan ini akan diberikan secara rutin oleh Kader Posyandu.
BACA JUGA:Distribusi SPPT PBB 2025 Dimulai, BPPRD Muba Targetkan Peningkatan Pendapatan Daerah
BACA JUGA:Naik Tol Baleno Warga Muba Bisa Ikut Jalan Sehat Bersama Ria Ricis di Kota Jambi
Selain itu, edukasi kesehatan juga diberikan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat bagi ibu hamil dan anak-anak. Pemeriksaan Kesehatan gratis diadakan untuk memastikan ibu hamil dan balita mendapatkan penanganan yang memadai.
Hutama Karya bersama SNGI dan Fakultas Kedokteran USU turut memberikan dukungan berupa tenda operasional untuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan peralatan masak untuk mendukung kelompok usaha lokal. Langkah ini bertujuan agar masyarakat dapat memproduksi makanan sehat secara mandiri, yang tidak hanya memperbaiki gizi masyarakat, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Jambanisasi juga menjadi bagian penting dari program ini, guna meningkatkan akses sanitasi yang layak dan mencegah penyebaran penyakit.
“Program ini tidak hanya berhenti pada pemberian bantuan langsung. Setelah kegiatan, untuk memastikan keberlanjutan program ini dalam beberapa bulan ke depan proses pendampingan secara intensif akan dilakukan oleh partner kita yakni SNGI, dengan harapan program ini dapat memberdayakan penyendang miskin ekstrim dan turut berkontribusi menurunkan faktor penyebab Stunting di Desa Banyumas,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, Hutama Karya juga menyelenggarakan Talkshow “Sukses Usaha Digital Marketing” yang diikuti oleh pelaku usaha lokal, ibu rumah tangga, dan pemuda Desa Banyumas. Talkshow ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pemasaran digital, termasuk cara memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk lokal.
BACA JUGA:Jalan Depan Pasar Randik Sekayu Makin Memprihatinkan, Warga Berharap Perhatian Pemerintah
BACA JUGA:Beberapa Genangi Pemukiman, Banjir di Kerta Jaya di Muba Berangsur Mulai Surut
Di sisi lain, Founder SNGI, Goris Mustaqim, juga menambahkan pendampingan ini melibatkan pelatihan, monitoring, dan evaluasi agar masyarakat desa dapat secara mandiri melanjutkan upaya pemberantasan stunting dan kemiskinan. “Sebagai informasi SNGI juga telah melakukan pendampingan dengan ratusan desa-desa lain di berbagai wilayah yang ada di Indonesia dengan fokus perencanaan hingga evaluasi program yang dapat dimonitor keberhasilannya,” tambah Goris.
Langkah ini adalah awal dari transformasi jangka panjang bagi Hutama Karya, Desa Banyumas memiliki potensi besar untuk menjadi desa percontohan dalam program pemberdayaan berbasis gizi dan kesehatan. Dukungan penuh dari Hutama Karya diharapkan menjadi contoh nyata dari sinergi BUMN, dan masyarakat dalam menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan.
Hutama Karya memahami bahwa pembangunan manusia adalah elemen kunci dari pembangunan bangsa. Dengan semangat cepat tanggap, perusahaan tidak hanya berkontribusi melalui pembangunan infrastruktur, tetapi juga melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Melalui program TJSL ini, Hutama Karya menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah proyek harus diukur dari dampaknya terhadap kualitas hidup masyarakat.