Ponpes Miliki Peran Penting Cetak SDM Berkualitas di Sumsel

Gubernur Sumsel H Herman Deru bersama pengurus pondok pesantren--
OKU TIMUR, HARIANMUBA. COM, - Gubernur Sumsel H Herman Deru meyampaikan ungkapan rasa terima kasihnya kepada jajaran pengasuh Ponpes Wali Songo, Tumi Jaya Kabupaten OKU TIMUR yang menggelar pengajian akbar.
Kegiatan ini juga dalam rangka menyongsong 100 Tahun NU yang juga dirangkaikan dengan pencanangan Kepengurusan Mejelis Mubaligh dan Mubalighoh Sumsel di OKU Timur, Kamis (19/1) siang.
Menurut Herman Deru, kegiatan ini memberikan makna dan manfaat yang luar biasa karena selain ajang memperkuat tali silaturahmi juga sebagai syiar Islam.
Herman Deru menilai saat ini keberadaan Ponpes di Sumsel sangat luar biasa dalam mendukung pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Sumsel dengan menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan iman dan takwa (imtak).
BACA JUGA:Sore Ini, Persib Bandung vs Madura United, Bertahan dan Menyerang, Siapa yang Unggul !
"Ponpes ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena disana ada doktrin selain ilmu pengetahuan umum tapi juga menanamkan ilmu keagaman," terangnya.
Herman Deru menilai ponpes memiliki beban moril yang lebih tinggi dibanding pendidikan umum lainnya.
"Jadi jangan heran jika alumni ponpes punya nilai lebih pada ilmu keagamaan," ujarnya.
Herman Deru mengaku kenapa begitu perhatian kepada ponpes. Karena dia ingin ponpes membentuk jiwa kompetitif. Artinya dari proses mengajar itu agar setiap ponpes mempunyai keunggulan.
"Inilah salah satu tugas ponpes, agar menonjolkan ilmu pendidikan yang tidak sama dengan ponpes lainnya. Jadi ada keanekargaman dalam pendidikan namun tidak melanggar dari ilmu aturan pendidikan itu sendiri," kata Herman Deru.
BACA JUGA:Harga BBM Kembali Turun hingga Rp2.150/Liter, Berikut Daftar Harga Terbaru di SPBU 20 Januari 2023
Lebih lanjut Herman Deru meminta Kepengurusan Mejelis Mubaligh dan Mubalighoh Sumsel yang baru saja dicanangkan agar menjadi sebuah perkumpulan dalam bertukar pemikiran bagi para ulama dalam membuka ruang pengetahuan syiar Islam dimasa depan.
"Jadi tugas ini lebih berat karena tantangannya saat ini sudah luar biasa. Jadi Mubaligh dapat menyesuaikan materi kondisi sekitar, "tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: