Kisah Si Pahit Lidah, Salah Satu Legenda Daerah Sumsel

Cerita legenda si pahit lidah--
Dimana kemudian anak keturunan Raja Alim (Ratu Selibar Alam) hijrah ke pedalaman membangun Kerajaan Pagar Ruyung.
Dari kedua versi di atas, bisa diambil jalan tengah Si Pahit Lidah sejatinya putera asli Sumatera, yang kemudian belajar di jazirah Arab, sepulang belajar ia mengabdi di Kerajaan Majapahit.
BACA JUGA:Viral WNI 'Menembak' Tiket Kereta Cepat Shinkansen, Ini Kata KBRI Tokyo
Dan dikarenakan kedekatan kultural, Si Pahit Lidah diangkat menjadi Duta Majapahit untuk Negeri Bengkulu.
Sosok Si Pahit Lidah yang belajar di Jazirah Arab, memberi petunjuk sesungguhnya Si Pahit Lidah adalah seorang ulama penyebar dakwah Islam.
Ia dijuluki Si Pahit Lidah, mungkin dikarenakan cara dakwahnya yang tegas, tidak segan-segan mengungkapkan satu ayat (kebenaran) meskipun dirasa pahit oleh pendengarnya.
Cara dakwah Si Pahit Lidah ini ternyata mendapat tentangan dari saudara iparnya sendiri yang bernama Si Mata Empat (Aria Tebing).
BACA JUGA:Kasus KDRT di Depok, Suami Istri Ditetapkan Tersangka, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus
Suatu masa, keduanya berdebat panjang berkenaan dalil dari satu persoalan.
Nampaknya, dalil-dalil yang dikemukan Si Mata Empat lebih banyak mendapat dukungan dari masyarakat setempat, hal inilah yang membuat Si Pahit Lidah kecewa, dan memutuskan untuk berkelana sambil menyebarkan Islam di pelosok pulau Sumatera.
Sepanjang parantauannya, Si Pahit Lidah tidak mengubah cara dakwahnya yang tegas, sehingga membuat banyak pihak yang ketar-ketir, seolah diam membatu, tidak bisa membantah apa yang menjadi hujjah Si Pahit Lidah.
Di ujung perjalanannya, ia kemudian diangkat menjadi Wali Negeri Jambi. Selama menjadi Wali Negeri Jambi, Si Pahit Lidah dibantu oleh keponakannya Si Mata Empat II, yang merupakan putera dari Si Mata Empat (Aria Tebing).
BACA JUGA:Heboh, Video Bu Kades Disandera Warga Sendiri, Polisi Turun Tangan Untuk Evakuasi
Di Jambi Si Pahit Lidah dikenal dengan nama Dewa Sekerabah, sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi.
Setelah Si Pahit Lidah wafat, wali negeri Jambi kemudian dipegang oleh Tun Telanai utusan dari Sultan Mansyur Syah (memerintah Malaka, 1458-1477).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: