Apa Itu Stoikisme? Filosofi Kuno yang Kembali Populer di Era Modern
Filosofi gaya hidup Stoikisme--
HARIANMUBA.COM- Stoikisme, sebuah filosofi yang berasal dari Yunani Kuno, semakin mendapat perhatian di kalangan masyarakat modern.
Dikenal sebagai salah satu ajaran yang menekankan kontrol diri, ketahanan mental, dan penerimaan terhadap hal-hal yang berada di luar kendali, Stoikisme kini banyak dijadikan pedoman hidup di tengah hiruk-pikuk dunia yang penuh tekanan.
Selebriti, atlet, pengusaha, hingga masyarakat umum mulai mengadopsi prinsip-prinsip Stoikisme untuk menghadapi tantangan hidup sehari-hari. Tapi, mengapa Stoikisme kembali menjadi tren?
BACA JUGA:Peserta BPJS Kesehatan Tak Bayar Iuran Bertahun-tahun, Ini yang Akan Terjadi
Apa Itu Stoikisme?
Stoikisme pertama kali diperkenalkan oleh Zeno dari Citium pada abad ke-3 SM dan kemudian dikembangkan oleh filsuf-filsuf terkenal seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius.
Ajaran ini berfokus pada kemampuan seseorang untuk mengendalikan respons emosional mereka terhadap situasi, bukan berusaha mengendalikan situasinya.
Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati terletak dalam bagaimana kita bereaksi terhadap kehidupan, bukan pada hal-hal eksternal yang seringkali di luar kendali kita.
BACA JUGA:Tidak Banyak Yang Tahu, Ternyata Ini Alasan Huruf 'K' Jadi Singkatan untuk Sebutan Ribu
Tiga pilar utama Stoikisme adalah:
1. Kendalikan apa yang bisa dikendalikan: Stoikisme mengajarkan bahwa kita hanya bisa mengendalikan diri sendiri—pikiran, tindakan, dan reaksi kita. Hal-hal lain, seperti opini orang lain atau situasi yang tidak terduga, berada di luar kendali kita, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
2. Latih ketenangan dan kebajikan: Kebahagiaan, menurut Stoikisme, bukanlah hasil dari kekayaan atau prestasi eksternal, melainkan dari hidup sesuai dengan kebajikan. Keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri adalah nilai-nilai inti dalam Stoikisme yang membawa ketenangan pikiran.
3. Penerimaan terhadap takdir: Stoikisme mengajarkan konsep “Amor Fati” yang berarti cinta terhadap nasib. Filosofi ini mendorong seseorang untuk menerima semua yang terjadi dalam hidup, baik positif maupun negatif, sebagai bagian dari takdir dan kesempatan untuk belajar.
BACA JUGA:Ciri - Ciri Orang Pintar Dapat Dilihat dari Fisiknya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: