Jembatan Penghubung Pulau Rimau - Selat Penuguan di Banyuasin Memprihatinkan

Jembatan Penghubung Pulau Rimau - Selat Penuguan di Banyuasin Memprihatinkan

Jembatan Penghubung Pulau Rimau - Selat Penuguan di Banyuasin Memprihatinkan--

Struktur utamanya pun kini tidak lagi mampu menahan beban kendaraan dengan maksimal, sehingga dinilai perlu direnovasi menyeluruh.

Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuasin, Erwin Ibrahim, menyatakan bahwa Pemkab Banyuasin telah merencanakan langkah rehabilitasi jangka pendek pada tahun 2024. 

BACA JUGA:Waspada La Nina, Pj Bupati H Sandi Ingatkan Masyarakat Muba

BACA JUGA:Identitas Sopir Mobil Calya yang Meninhgal Kecelakaan Usai Hilang Akhirnya Diketahui

Rehabilitasi ini akan difokuskan pada perbaikan lantai jembatan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan menjaga keamanan pengendara.

“Tahun ini akan ada rehabilitasi untuk lantai jembatan sebagai solusi sementara, agar kerusakan tidak semakin parah,” ujar Erwin.

Untuk solusi jangka panjang, Pemkab Banyuasin telah mengusulkan revitalisasi total pada tahun 2025 dengan pengajuan anggaran sebesar Rp 80 miliar kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.

Rencana ini meliputi pembangunan jembatan baru dengan struktur yang lebih kokoh dan tahan lama, menggunakan rangka besi dengan lantai beton, yang diperkirakan mampu menahan beban kendaraan hingga 30 ton.

BACA JUGA:Pj Bupati Muba bersama Forkopimda Hadiri Rakornas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Sentul

BACA JUGA:Tokoh Masyarakat Hingga Ulama di Muba 'Panaskan Mesin' Dukung Program Cabup Lucianty

Menurut Erwin, jembatan baru tersebut direncanakan memiliki panjang sekitar 120 meter dan lebar 7 meter, agar dapat mendukung mobilitas masyarakat antar kecamatan, sekaligus memenuhi kebutuhan transportasi hasil bumi dan bahan pokok yang setiap hari melintasi jembatan.

“Dengan adanya anggaran dari Kementerian PUPR, kami harap dapat mewujudkan jembatan baru yang lebih kuat dan tahan lama untuk jangka panjang,” tambah Erwin.

Bagi masyarakat Kecamatan Pulau Rimau dan Selat Penuguan, perbaikan ini menjadi sangat penting karena jembatan Tanah Kering merupakan jalur utama untuk berbagai kebutuhan, terutama distribusi hasil pertanian dan kebutuhan pokok. 

Selama ini, keterbatasan infrastruktur membuat warga harus mengeluarkan tenaga dan biaya lebih untuk mempertahankan kondisi jembatan agar tetap dapat digunakan.

BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi Jurnalis di Indonesia, Dewan Pers Apresiasi BRI Fellowship Journalism 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: