BACA JUGA:Sedih, Mahasiswi Lubuk Linggau Untuk Titip Keluarga Ke Pacar Sebelum Bunuh Diri
Selain itu, kuenya sendiri masih memakai bahan seperti membuat kue Maksuba dan Lapis Legit umumnya. Diaa membeli bahan-bahan tersebut seperti tepung beras, telur, susu, mentega dan lain-lain ia beli di supermarket demi kesegaran bahan.
Namun kuncinya, Bunda Rayya menghindari penggunaan blender dan memilih mengocok adonan dengan cara manual.
Dengan cara ini, maka ia bisa mengontrol kepadatan adonan baik sebelum dipanggang maupun sesudah.
Bunda Rayya saat mengadon Kue Makjola, modifikasi antara Kue Maksuba Kojo dan Lapis Legit di tokonya.
“Walaupun banyak yang bilang tidak praktis, namun kalau kue Palembang kalau kocokan tangan/manual maka akan makin tidak berbusa. Sehingga jadinya padat. Kan kalau mengocok bahan, yang penting gulanya hancur, bukan busanya,” jelasnya.
Setelahnya, dipanggang selama 4 jam dalam oven.
Di sini berlaku trik khusus darinya, yaitu memanggang hingga kekuatan adonan pas.
Tidak lembek, namun tak terlalu matang.
“Kalau terlalu matang, nanti ga bisa dilapis karena keras. Tapi ga bisa terlalu lembek juga, nanti hancur,” tuturnya.
BACA JUGA:5 Makanan Yang Wajib Dicicip Jika Berkunjung Ke Jambi
Niat Yus menjual dan membranding Makjola bertujuan untuk membantu masyarakat luas agar dapat membeli kue basah dengan berbagai macam varian dalam satu kue.
"Selain itu juga untuk memodernkan kue basah khas Palembang agar tidak membosankan, dalam arti itu-itu saja," ujarnya.
Saat ini, Makjola menjadi salah satu kue basah terlaris di toko kue Bunda Rayya, bahkan beberapa toko kue di tempat lainnya juga menghadirkan Makjola.
"Ini menjadi kue yang paling laris selain delapan jam, terutama saat menuju Lebaran," tukasnya. (*)