Yusuf mengaku sebelum dirinya sudah ada beberapa seniornya yang membuka usaha tersebut.
BACA JUGA:Pemkab Muba Segera Persiapkan Sarana dan Prasaranana Gedung Operasional UKK Imigrasi
BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Sebut PPK Ujung Tombak Kesuksesan Pemilu
"Tapi sekarang ada yang pindah ada juga tidak jualan lagi, mungkin aku salah satu orang lama," kata pria yang berumur 65 tahun ini.
Pria yang diakrab disapa Wak Usuf ini menceritakan dulu atap ini dikirim hingga ke wilayah Jambi dan Pekanbaru, bahkan dirinya langsung yang mengantarkan.
"Namun sekarang tidak pernah lagi jauh, karna faktor usia," ceritanya.
Atap dari daun nipah ini memang bukan untuk atap rumah tempat tinggal.
BACA JUGA:Tikungan Pangeran Masih Rawan Kecelakaan
BACA JUGA:3 Pelatih Asal Korea Akan Adu 'Kecerdasan' di Semifinal AFF
Namun banyak digunakan untuk menjadi penutup tempat pembuatan batu bata dan juga kandang ayam.
"Kalu dulu sehari tu bisanratusan lembar laku terjual, sekarang tidak banyak lagi tapi masih ado," ungkapnya.
Yusuf mengaku langganan bakal membeli dengan jumlah cukup banyak pada saat mengantikan atap untuk kandang ayam ataupun usaha bangsal batubata.
"Biasanya setahun sekali ganti atap, belinyo banyak ratusan lembar," ujarnya.
Usaha daun nipah ini bagi warga Pinang Banjar bukan meningkatkan perekonomian perseorangan saja, namun membuka peluang pendapatan bagi warga lain khususnya di Dusun 1.
"Dari daun jadi atap harus disematke dulu, nah yang gaweke itu rato-rato ibu-ibu, jadi mereka jugo dapat penghasilan nyo," jelasnya.
Keberadaan tempat penyematan daun nipah untuk menyebar mulai dari bawah jembatan hingga ke beberapa lorong didusun 1 Pinang Banjar.