”Saya berencana masuk sekolah mengemudi, tetapi ketika saya memundurkan kursi mobil, saya tidak bisa memegang setir. Saya tidak bisa meregangkan kaki saya karena lutut saya akan terbentur setir,” paparnya.
Dia sekarang tinggal bersama saudara laki-lakinya dan mencari nafkah dengan mendirikan usaha kecil menjual pulsa.
Tingginya juga membuat Awuche sulit bersosialisasi.
“Dulu saya sering bermain bola seperti pemuda lain, dulu saya atletik tetapi sekarang bahkan saya tidak bisa berjalan jarak dekat,” jelasnya.
Meski menghadapi banyak rintangan, Awuche tidak membiarkan kondisi itu menjatuhkannya.
Ia terlihat penuh semangat dengan sosoknya yang tinggi dan ramping ketika ia berjalan melewati jalanan berdebu di desanya.
Ia menebar senyuman ketika orang-orang memanggilnya.
Ia cukup dikenal sebagai selebritas lokal.
Beberapa orang ingin berfoto dengannya, bahkan orang tak dikenal menghampirinya dan bertanya apakah ia raksasa yang mereka lihat di media sosial.
“Saya biasa berkata: ‘Ayo datang kemari’ – kemudian kami berdiri dan berfoto bagus bersama,” kata Awuche.
Ia mensyukuri kehadiran keluarganya yang memberikan dukungan emosional.
Awuche mengaku tidak mengetahui siapa pun dalam keluarganya, termasuk tiga saudara laki-lakinya, yang memiliki kondisi seperti dirinya.
“Tidak ada [anggota keluargaku] yang tinggi, saya yang paling tinggi,” lanjutnya.
Memandang jari kakinya yang diperban, Awuche menolak berkecil hati karena kesulitannya.
"Inilah apa yang Allah tentukan untuk saya, saya baik-baik saja. Saya tidak punya masalah dengan bagaimana Allah menciptakan saya,” tukasnya. *