"Kami sering cekcok masalah ekonomi. Banyak hutang dan makan susah apalagi anak mau sekolah tidak ada biaya," sebut ayah dua anak itu.
BACA JUGA:Ini Dua Raperda Inisiatif dan Pertangungjawaban APBD 2022 yang Disampaikan Pj Bupati Muba
BACA JUGA:DPRD Muba Sampaikan Tujuh Raperda Usulan Pemerintah Daerah
Dijelaskan pria yang berprofesi sebagai penyadap karet itu, sebelum kejadian dia bersama istrinya pergi ke kebun karet jam 01.00 WIB dini hari berdua boncengan motor.
Sesampainya di kebun karet, dia berganti baju untuk menyadap karet dan duduk sebentar untuk istirahat.
"Saat duduk itulah saya ngomong. Buk gimana ini, apa kita pulang saja, gimana anak kita ini kalau ibuk kayak gini terus," sambungnya mengaku beberapa kali istrinya selalu minta cerai.
"Padahal saya sayang sama dia," lanjutnya.
BACA JUGA:Tinjau Sumur Minyak Tradisional di Keban 1, Dirjen Migas ESDM: Kita Cari Solusi Terbaik
BACA JUGA:Perempuan Berkerudung Merah Ditemukan Meninggal, Disemak-semak Ada Luka Tusukan
Karena sayang dan takut kehilangan sang istri, dirinya pun khilaf menusuk istrinya menggunakan pisau sadap karet miliknya. "Sekitar 2 atau 3 kali saya tusuk dia," akunya.
Mengapa di TKP ditemukan racun tikus? Fikri mengaku racun tikus kemungkinan hanya terbawa saja di dalam tas dan tak ada sangkutan dengan kematian iatrinya.
"Racun tikus itu sudah dibeli 2 hari lalu karena ada tikus di rumah tapi tidak sengaja terbawa di tas," akunya.
Setelah membunuh istrinya, dia pun lari ke kebun karet milik warga tapi agak jauh dari TKP (Tempat Kejadian Perkara).
BACA JUGA:Uruguay Juara Piala Dunia U-20, Kalahkan Italia dengan skor tipis 1-0
BACA JUGA:Ginting Sukses Pertahankan Gelar Singapore Open 2023, Kalahkan Anders Antonsen
Hanya saja, usai membunuh dan melarikan diri, dia kembali lagi ke kebun karet tempat membunuh istrinya.