Mahesa pun menceritakan mimpi itu pada Puyang Depati.
Dari situlah Puyang Depati memohon petunjuk dari Sang Kuasa agar mendapat pencerahan.
Tak lama dari itu diyakini Puyang Depati mendapatkan pencerahan dari Sang Kuasa bahwasanya Sak Ayu Kemarau ternyata memang benar mempunyai tuah padi atau Keberuntungan dalam menggarap sawah.
BACA JUGA:Alami Pergerakan, Berikut Harga Harga Terbaru Emas Antam di Pegadaian Selasa 4 Juli 2023
BACA JUGA:Dukung Penuh Kamtibmas, Bupati Banyuasin Terima Penghargaan Pin Emas Kapolri
Sejak saat itu masyarakat percaya bahwa kalau ingin panen berhasil mereka harus mengajak Sak Ayu turun ke sawah.
Sak Ayu pun diajak ketika menurunkan bibit dan mendoakan agar bibit yang di tanam terhindar dari penyakit dan berbuah banyak.
Benar saja hasil pertanian masyarakat kala itu pun meningkat.
Kabar ini pun menyebar ke semua sudut dusun dan sampai sekarang masyarakat masih mempercayai tuah padi ini.
BACA JUGA:Alami Pergerakan, Berikut Harga Harga Terbaru Emas Antam di Pegadaian Selasa 4 Juli 2023
BACA JUGA:Dukung Penuh Kamtibmas, Bupati Banyuasin Terima Penghargaan Pin Emas Kapolri
Seluruh areal persawahan Pang Sako setiap tahun berhasil panen dengan melimpah ruah dan masyarakat banya berterima kasih pada Sak Ayu.
Masyarakat merasakan manfaatnya maka areal persawahan Pang Sako di gelari masyarakat dengan istilah semangat padi Putri Sak Ayu.
Lama kelamaan areal ini terus berkembang dan mulai di dirikan perumahan di sekitar pinggiran sungai musi, mulai dari sekitar areal terusan simpit sampai ke arah hulunya.
Akhirnya pada tahun 1745 masehi masyarakat mulai membangun perkampungan dan pertanian, dan kedua dusun terdahulu di ganti namanya oleh Puyang Depati menjadi Sak Ayu atau Sekayu.
BACA JUGA:Mobil Inova Parkir di Pusat Perbelanjaan di Palembang Raib Dicuri, Karcis dan STNK Ditinggal Dimobil