"Misalnya dengan pemeriksaan status anemia remaja putri dan Catin, pemeriksaan kehamilan terpadu, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi – balita dan pemenuhan konsumsi makanan yang bergizi pada kehamilan, persalinan, menyusui, bayi dan balita," jelasnya.
BACA JUGA:Tiktoker Ini Kupas Habis Nikuba, Ragukan Kebenarannya Hingga Hubungkan dengan Politik
BACA JUGA:Upaya Pencegahan, Pemdes Mekar Jadi Gelar Rembug Stunting
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muba dr Azmy Dariusmansyah MARS mengatakan, sejak ditetapkan menjadi salah satu wilayah lokus stunting pada tahun 2021, Kabupaten Muba berkomitmen menyukseskan upaya ini melalui 8 (delapan) aksi konvergensi/aksi integrasi melalui program “Muba Peduli Stunting”.
"Salah satu inovasi yang di angkat pada program Muba Peduli Stunting ini adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk balita stunting dan wasting yang kemudian dikenal dengan nama program intervensi “Bunda AS (Bimbingan dan Pendampingan Anak Sehat)”,"bebernya.
Lanjut Azmy, PMT berbasis kearifan lokal lebih efektif memperbaiki keluarga dan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang bila disertai dengan konseling gizi dan pendampingan. Makanan tambahan berbasis pangan lokal selain lebih efektif akan menstimulasi kesinambungan pemberian makanan bergizi di masyarakat.