3. Fungsi Asli Gedung
Ketika dibangun pada tahun 1920-an, Gedung Sate berfungsi sebagai markas pemerintahan Hindia Belanda. Bangunan ini menjadi kantor pusat Pemerintahan Hindia Belanda di Jawa Barat. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan politik, Gedung Sate kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan digunakan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat hingga saat ini.
4. Aksara Jawa pada Pintu Utama
Jika Anda berada di depan Gedung Sate, Anda akan melihat pintu utamanya yang besar dan megah. Salah satu hal menarik adalah terdapat ukiran aksara Jawa di atas pintu masuk. Aksara Jawa ini berisi kutipan dari Kitab Sutasoma karya Empu Tantular, yang berbunyi "Bagya winarah, karana winarah" yang secara harfiah berarti "Cara yang baik adalah dengan berbuat baik". Hal ini menunjukkan nilai-nilai kearifan lokal yang tercermin dalam bangunan ini.
5. Peran Sebagai Simbol Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Gedung Sate tetap memainkan peran penting sebagai simbol kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Bangunan ini menjadi saksi bisu sejarah perjalanan Indonesia, dari masa penjajahan hingga perjuangan merebut kemerdekaan. Kehadiran Gedung Sate menjadi bagian dari identitas dan kebanggaan warga Jawa Barat dan Indonesia secara keseluruhan.
Gedung Sate adalah sebuah ikon yang mempesona dan penuh makna dalam sejarah Indonesia.
Melalui desain arsitekturnya yang khas, bentuk atap yang unik, dan nilai-nilai historis yang terkandung di dalamnya, gedung ini terus menjadi daya tarik bagi wisatawan dan warga lokal.