Koentjoro menyebutkan bahwa dengan kondisi tersebut, sebelumnya telah dilakukan berbagai kajian atas tipe jembatan.
“Kita telah lakukan beberapa kajian tipe-tipe jembatan diantaranya box beton (Box Girder), gelagar beton hingga girder dengan struktur sambungan yang menggunakan pin (Unibridge). Kemudian disepakati menggunakan metode unibridge dengan sejumlah pertimbangan,” ujarnya.
Dengan penggunaan unibridge maka jumlah kolom yang diperlukan lebih sedikit, struktur atas yang ringan sehingga dapat mengoptimasi dimensi kolom dan pondasi.
BACA JUGA:Ini 5 PSN Jalan Tol Sudah Rampungkan Kontruksi, Beberapa Telah Beroperasi
BACA JUGA:Cabor Sambo Raih 5 Medali Emas di Porprov Sumsel XIV di Lahat, Pj Bupati Muba Apresiasi Para Atlet
Proses pekerjaan yang lebih mudah dan sederhana, sehingga metode ini lebih unggul juga dalam segi biaya konstruksi.
Dengan tinggi jembatan berkisar 20 – 30 m dan panjang bentang 60 m, ruas ini nantinya dilengkapi 3 jembatan yang dilakukan dengan metode unibridge.
Jembatan ini dinamakan Jembatan Gadang 1 dan Jembatan Gadang 2, berlokasi di Desa Pulo Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar.
Sementara Jembatan Alai 1 berlokasi di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar.
BACA JUGA:Dapat Suntikan Dana PMN, Hutama Karya Akan Rampungkan Tol Palembang Betung
BACA JUGA:Menang Telak Di Babak Penyisihan, Tim Bola Tangan Muba Pasang Target Medali Emas
Jalan tol dengan jembatan unibridge ini nantinya akan menjadi pertama di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Metode unibridge yang ditemukan oleh Matiere ini memiliki keunikan dari sisi pelaksanaan pekerjaan jembatan.
Salah satunya yaitu sambungan antar segmen jembatan yang digunakan hanya pin baja bermutu tinggi.
Untuk hasil pengerjaan yang bermutu dan kualitas tinggi dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan.