Paparan BPA yang berlebihan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk gangguan kesuburan, obesitas, diabetes tipe 2, hingga gangguan perkembangan otak pada anak.
Bahkan, risiko kanker seperti kanker kolon, prostat, payudara, dan ovarium juga dikaitkan dengan paparan BPA.
Dalam menghadapi risiko tersebut, masyarakat diimbau untuk lebih selektif. Botol minum dan tempat makan dengan label "BPA Free" dianggap solusi terbaik untuk menghindari efek negatif yang mungkin ditimbulkan oleh BPA.
Perlu diingat Bisphenol-S (BPS) dan Bisphenol-F (BPF) adalah beberapa pengganti BPA seperti BPS atau BPF masih memerlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan keamanannya.
BACA JUGA:3 Kasus Karhutlah di Muba Masuk Proses Hukum
Mengurangi risiko paparan BPA bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Pilihlah produk berlabel "BPA Free," hindari memanaskan wadah plastik, dan pertimbangkan untuk beralih ke kaca atau stainless steel.
Menjauhi konsumsi makanan dan minuman dalam kemasan plastik serta memeriksa kode daur ulang juga bisa menjadi langkah preventif.
Meski BPA dapat menimbulkan efek yang serius, penting untuk tidak panik. Paparan dalam jumlah kecil biasanya dianggap aman, tetapi langkah-langkah preventif tetap diperlukan untuk melindungi kesehatan jangka panjang.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang BPA dan langkah-langkah preventif yang dapat diambil, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijak untuk melindungi kesehatan kita dan generasi mendatang.
BACA JUGA:Pemdes Panca Tunggal Gelar Musrenbangdes, Ini Rencana Pembangunan Tahun Depan