HARIANMUBA.COM - Dulu, di abad ke-19, di desa Ngulak, hiduplah dua kakak beradik yang bernama Siaknori dan Bujang.
Siaknori adalah seorang wanita cantik dari Marga Sanga Desa, yang menawan hati siapa pun yang melihatnya.
Bersama kakaknya, mereka hidup dengan membuka kebun di belakang dusun Ngulak. Kebun tersebut menjadi tempat di mana kisah cinta yang luar biasa dimulai.
Suatu hari, ketika Bujang sedang menabuh pohon di kebun, Siaknori bermain-main di sekitar pondok kebun. Di tengah permainannya, datanglah seorang pemuda tampan, yang oleh warga disebut sebagai "orang dari gunung."
BACA JUGA:Tol Probilinggo - Banyuwangi Tahap 1 Tahun Depan Ditargetkan Selesai
Orang-orang Ngulak percaya bahwa pemuda ini adalah penjelmaan makhluk halus berwujud harimau, yang dikenal dengan ciri tidak memiliki cekungan di bawah hidung.
Cinta antara Siaknori dan pemuda gunung tumbuh dengan cepat, dan mereka saling jatuh hati. Pemuda itu, meskipun berwujud seperti harimau, mengajarkan Siaknori ilmu yang memungkinkannya untuk menghilang.
Saat Bujang dan warga mencari Siaknori, mereka hanya menemukannya duduk di tunggul kayu, tetapi tidak bisa melihatnya atau mendengar teriakan Siaknori. Pemuda gunung akhirnya membawa Siaknori ke alamnya sendiri dan menikahinya.
Bujang, yang ditinggalkan sendirian, menerima utusan dari pemuda gunung yang mengatakan bahwa rombongan akan datang untuk melamar Siaknori secara resmi dan membantu membersihkan kebunnya.