Sementara, review DED dilakukan pada tahun 2022.
Pembangunan jembatan Pandansimo masuk pada paket kegiatan Inpres Jalan Daerah Tahap 1 yang merupakan bagian dari rangkaian jalur Trans Selatan Jawa.
Pembangunan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemerataan ekonomi di bagian Selatan Jawa.
BACA JUGA:Dukung Majukan Perekonomian di Muba, Bank Sumsel Babel Beri Bantuan Mesin Briket
BACA JUGA:Tidak Pensiun, Nenek Usia 101 Tahun Ini Pilih Tetap Bekerja, Yuk Baca Kisahnya!
Jembatan Pandansimo akan memiliki panjang 1.900 meter, yang terdiri dari jalan pendekat sepanjang 625 meter, slab on pile sepanjang 690 dan jembatan utama dengan bentang 675 meter.
Nilai kontrak sebesar Rp 814,8 miliar dan dilaksanakan oleh PT Adikarya Persero, PT Sumber Wijaya Sakti.
Kerja Sama Operasi selama 408 hari kalender dengan Rencana Final Hand Over (PHO) di tanggal 31 Desember 2024.
Lokasi jembatan Pandansimo yang berada pada karakteristik tanah yang berpasir dan muka air tanah dangkal.
BACA JUGA:Bayi Berumur 16 Bulan Meninggal, Diduga Korban Malapraktik RS di Jambi, Keluarga Lapor Polisi
Lokasi ini dekat dengan sumber gempa sesar opak dengan radius kurang dari 10 km, menyebabkan jembatan Pandansimo memiliki kerentanan terhadap potensi likuifaksi.
“Jembatan Pandansimo akan menggunakan teknologi LRB atau Lead Rubber Bearing pada struktur bawah jembatan yang fungsinya untuk meredam gempa. LRB ini mampu mengembalikan struktur yang ditopangnya pada posisi semula setelah gempa berakhir. Jembatan Pandansimo juga nantinya akan dipercantik dengan pemasangan ornamen yang mengusung kearifan budaya lokal,” kata Rien.
Jembatan Pandansimo tidak hanya menjadi penghubung antar wilayah tetapi juga menjadi icon baru kebanggaan masyarakat pesisir selatan DIY.
Juga bisa menjadi wadah berkumpulnya masyarakat lintas sosial sehingga terjadi interaksi sosial yang intens.
BACA JUGA:Bakal Calon Ketua PWI Sumsel Kembali Bertambah, Kali Ini Dwitri Kartini Serahkan Berkas Pencalonan