Lebah ini sangat berguna bagi org dahulu bukan sekedar madunya seperti sekarang ini akan tetapi malamnya pun dalam bahada sekarang sarangnya di gunakan untuk di buat lampu.
BACA JUGA:8 Teh Penurun Berat Badan, Konsumsi Rutin Rasakan Manfaatnya!
"Sarang lebah ini ketika hari malam tiba di bakar jadilah ia penerang di sebut Lilin, sehingga dengan seringnya orang-orang dahulu mengambil madu untuk di konsumsi pengganti gula yg di makan dengan ubi kayu dan makanan lainnya mereka juga mengambil lilin (malam repo) untuk penerang maka jadilah sebuah nama yaitu SUNGAI LILIN," jelasnya.
Wilayah Sungai Lilin terus berkembang seperti sekarang ini, dimana kampung tertuanya adalah dusun KEBUN KELAPA di daerah pasar Sungai Lilini.
Dusun keduanya adalah Teluk Kemang yang mana diantara dusun 1 dan 2 dipisahkan oleh sebuah sungai yang di beri nama SUNGAI PUNGGUR.
Jauh sebelum Indonesia merdeka, menurut Sripajen Sungai Lilin hanyalah rimba belantara, hutan besar dan rawa - rawa belanti atau tanah yang digenangi oleh air.
BACA JUGA:Pasca Banjir, Petugas Kesehatan Puskesmas Lais Berikan Edukasi Pemberantasan Nyamuk
Namun karena proses alam pasang dan surutnya air laut maka seketika itu juga dapat kering kerontang atau berupa tanah yang labil berlumpur.
"Dulu akan dengan mudah di jumpai pepohonan seperti pohon pulih, pohon nipah, Nibung, Asem payo, padang ilalang, pohon senduduk, bunga kantung semar, rotan, akar pohon, pohon sari bunting dan pohon kayu lainnya yang sangat beragam di dalam hutan, rawa dan sungainya," jelasnya
Kecamatan Sungai Lilin sendiri menjad8 salah satu tujuan transmigrasi warga dari pulau Jawa di Provinsi Sumsel.
Saat ini diwilayah Sungai Lilin terdiri dari 13 Desa dan dua kelurahan.
BACA JUGA:Pedagang Jeruk di Muba Merana, Tidak Berani Stok Banyak, Terpaksa Turunkan Harga
BACA JUGA:Tragis, Mahasiswa Unsri Meninggal Akibat Korban Begal
Dari 13 desa tersebut 11 diantaranya adalah desa yang dulunya merupakan wilayah ekstransmigrasi yang masuknya sekitar tahun 1981.