Namun, dia menyampaikan bahwa sikap Nabi dan pendapat para ulama tentang keutamaan kurban kambing seringkali tersingkir oleh gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkan penampilan.
BACA JUGA:Diduga Lakukan Penganiayaan, Warga Balai Agung Diamankan Polsek Sekayu, Ini Kronologisnya
Menurut Gus Baha, ada juga yang beralasan bahwa daging kambing bisa menyebabkan naiknya tekanan darah dan efek samping lainnya.
Namun, Gus Baha menjelaskan bahwa jika daging kambing dimakan dalam batas tertentu, tidak akan menimbulkan efek samping.
Dia menyampaikan bahwa akibat dari sikap masyarakat yang tidak biasa ini, banyak orang yang awalnya berkurban kambing secara individu, kemudian beralih ke kurban sapi dengan cara membayar bersama atau iuran.
Sebelumnya, banyak masyarakat yang tidak mau menerima daging kambing karena alasan kesehatan.
BACA JUGA:Podcast Bareng Radio Gema Randik, Hj Triana Sandi Ungkap Sosok Menjadi Istri Seorang Pj Bupati Muba
BACA JUGA:Berikut Tips Menyediakan Dana Pendidikan Anak
Gus Baha mengatakan bahwa sejak munculnya gaya hidup yang berlebihan di daerahnya, serta dengan semakin banyaknya pegawai negeri, orang mapan, atau kelas menengah, kambing dianggap sebagai sebuah masalah karena kaitannya dengan tekanan darah tinggi.
"Ini membuat daging kambing susah dibagikan. Sejak itu mulai ada tren iuran spai, jadi yang terus menjadi ragu itu ya itu," demikian Gus Baha.
Itulah penjelasa Gus Baha tentang hewan kurban yang lebih utama kambing atau sapi. Semoga bermanfaat.(*)