Sementara tantangan pada proyek Junction Palembang, didominasi oleh struktur menggunakan pile slab dan jembatan tinggi, dimana trase tersebut melintasi jalan tol eksisting yang beroperasi.
BACA JUGA:CBR250RR Raja Motor Sport dari Honda, Miliki Performa Tangguh dan Fitur Terdepan
BACA JUGA:BRI Kembali Dinobatkan Sebagai Perusahaan Terbesar di Indonesia Versi Forbes The Global 2000
"Untuk menjawab tantangan tersebut, Hutama Karya menerapkan penggunaan digitalisasi konstruksi pada seluruh tahapannya. Mulai dari perencanaan, konstruksi, bahkan pengarsipan data," paparnya.
Berbagai teknologi, digunakan Hutama Karya untuk membangun persimpangan di Jalan Tol Palindra-Kapal Betung.
Adapun teknologi yang digunakan, meliputi, BIM (Building Information Modeling), TLS (Terrestrial Laser Scanning), GIS Dashboard, Video Surveillance, HK Automate, dan Photogrammetry.
"Implementasi digital construction ini bermanfaat ganda bagi pengerjaan proyek yang dikerjakan oleh Hutama Karya," ujarnya.
BACA JUGA:Ternyata Ikan Lele Memiliki Kandung Gizi Setara Ikan Salmon
BACA JUGA:Kurban Kambing Lebih Utama Dibandingkan Sapi, Ini Penjelasan Gus Baha
PT Hutama Karya (Persero) sedang mengerjakan proyek pembangunan junction di Tol Palindra yang akan menghubungkan Tol Kapal Betung.
Adapun manfaat tersebut, seperti, memungkinkan perencanaan dan desain yang lebih akurat, memberikan visualisasi konstruksi yang akan membantu mengidentifikasi potensi masalah, serta mengurangi risiko human error.