HARIANMUBA.COM - Stres telah dikenal luas sebagai pengalaman yang tidak hanya melelahkan pikiran tetapi juga memberikan kontribusi terhadap penuaan dini.
Kita sering kali tidak menyadari bahwa tekanan emosional yang terjadi berpotensi membuat kita tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
Menurut sebuah rilis yang dilaporkan oleh WebMD, stres memicu beragam gejala fisik yang merugikan seperti sakit kepala, nyeri perut, peningkatan tekanan darah, rasa sakit di area dada, serta masalah dalam tidur.
Efek-efek ini menjadi bukti dari dampak nyata stres terhadap tubuh, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan.
BACA JUGA:Memiliki Kemampuan Fotografi yang Memuaskan, Harga HP iPhone XR di iBoxTurun Drastis
BACA JUGA:Penerimaan CPNS Kemenkumham 2024 Resmi Dibuka, Catat Jadwal dan Formasinya!
Perluasan dari topik ini bisa terlihat melalui sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism yang dikutip oleh Healthline.
Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa stres dapat mempercepat usia biologis kita.
Hal ini terjadi karena stres kronis mendorong reaksi biologis termasuk pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin yang mengakibatkan inflamasi, kerusakan DNA serta kerusakan pada sel-sel tubuh.
Tak hanya itu, stres berkelanjutan juga mendatangkan stres oksidatif, yang adalah keadaan ketika produksi radikal bebas (reaktive oxygen species atau ROS) melebihi kemampuan tubuh dalam memperbaiki kerusakan yang diakibatkan.
BACA JUGA:Penampilan Baru Dermaga Penyeberangan Desa Keban 1, Sudah Ada Penerangan, Bisa Digunakan Malam Hari
Ini berkontribusi pada percepatan proses penuaan dini. Selain itu, peneliti juga menemukan hubungan antara stres dengan penyingkatan telomer - bagian pelindung ujung kromosom yang mempunyai peran sebagai penanda proses penuaan.
Semakin stres, semakin cepat pula telomer menjadi pendek, sehingga mempercepat proses penuaan.
Namun, ada kabar baik bahwa, dampak penuaan ini berpotensi untuk dibalikkan. Setelah masa stres mereda, tubuh memulai proses pemulihan.