“Bawa dari rumah itu hanya 250 tusuk, kadang habis terjual semua saat jam istirahat. Kadang juga tidak habis, dan terpaksa dijual keliling saat sore hari,” tuturnya.
BACA JUGA:Tradisi Gowok Akan Dibuat Film, Digarap Hanung Bramantyo
BACA JUGA:Muncul Galian Tambal Sulam di Jalan Sungai Lilin - Keluang, Warga Berharap Segera Ditambal
Ia menjelaskan bahwa, yang membedakan telur gulung yang ia jual dengan yang dijual oleh pedagang lain adalah adanya pelengkap berupa bihun yang ikut digulung bersama dengan telur saat menggoreng.
“Kalau bahan nya biasa saja, sama seperti yang dijual lainnya yakni sate pentol kemudian digulung dengan telur ayam kocok yang diberi bumbu penyedap. Namun yang berbeda hanya ditambahkan bihun saja,” jelasnya..
Terakhir ia pun mengaku bersyukur karena dagangan yang ia jual selalu laris dibeli pelanggan.
“Kuncinya harus ramah terhadap pembeli, terutama anak-anak. Dan harus sabar menghadapi mereka, karena anak-anak kan biasanya susah mengantri dan mau nya duluan semua saat membeli,” tutupnya.