Ngobeng termasuk ke dalam tradisi kental akan masyarakat Palembang.
BACA JUGA:Nikmati Keindahan Alam di Pintu Langit Sky View, Destinasi Wisata Paling Hits
BACA JUGA:Kunjungi SMAN 1 Ujan Mas Muara Enim, Pj Gubernur Elen Setiadi Ajak Pelajar Hindari Judi Online
Namun tidak hanya di Palembang, juga di daerah sekitar wilayah Palembang, seperti Ogan Ilir khususnya Desa Seri Bandung, Kecamatan Tanjung Batu juga mengenal tradisi ini dan masih menjalankannya hingga sekarang.
Meskipun tradisi ngobeng ini sudah dikenal dan dijalankan oleh sebagian masyarakat di Sumatera Selatan (Sumsel), tapi dalam prakteknya ada beberapa perbedaan sesuai dengan pola hidup serta kebiasaan yang terdapat di masyarakat tersebut.
Melansir dari laman detik.com, ngobeng ini biasanya diperuntukkan untuk delapan orang dalam satu hidangan.
Nantinya, masing-masing dibagi sebanyak tiga porsi dalam setiap jenis makanan, tergantung pada banyaknya jenis yang dihidangkan.
BACA JUGA:Jembatan Air Lematang di Muara Enim Diresmikan, Jalur Alternatif Warga Ujan Mas
BACA JUGA:Muba Raih Penghargaan Nasional Berkat Keberhasilan Turunkan Angka Stunting
Adapun terdapat makanan yang disajikan dalam Ngobeng adalah berupa lauk pauk dan pulur (yang terdiri dari sayur, sambal, dan buah-buahan).
Diketahui, yang menjadi daya pusat dari obengan ini adalah nasi yang disajikan dalam dulang ini terbuat dari kayu, baik itu nasi putih atau nasi minyak.
Dulang yang dipakai dalam Ngobeng ini terdapat dua jenis dulang.
Dulang pertama berbentuk persegi panjang yang dipakai untuk mengangkat hidangan dan kedua dulang berbentuk silinder yang dipakai untuk menyajikan nasi yang akan diletakkan di tengah obengan.
BACA JUGA:Vivo Y100 5G, Hadir Dengan RAM 8GB, Kamera 50MP, Baterai 5000mAh
BACA JUGA:Maarten Paes Kemungkinan Kawal Gawang Timnas, Saat Kontra Arab Saudi
Dalam tradisi Ngobeng, juga diatur siapa-siapa saja yang akan duduk dalam hidangan tersebut.