China tidak banyak menciptakan peluang berbahaya selama pertandingan, namun dua dari tiga tembakan tepat sasaran mereka berhasil menjadi gol, menunjukkan adanya kelemahan di lini belakang Indonesia, khususnya dalam koordinasi di saat bertahan.
BACA JUGA:Pengguna Hp Galaxy Z Flip6, Ini 3 Ide Konten Unik yang Bisa Dibuat
3. Permainan Fisik dan Taktik Mengulur Waktu dari China
China menunjukkan permainan fisik yang agresif pada babak pertama, membuat pemain Indonesia kesulitan membangun serangan. Namun, situasi berubah di babak kedua.
China menjadi lebih pasif dan acap kali terjatuh dengan kontak fisik minimal, memanfaatkan waktu untuk mengulur pertandingan.
Taktik ini membuat ritme permainan Indonesia terganggu dan waktu terbuang dalam upaya mengejar ketertinggalan.
4. Masalah di Lini Depan: Kurangnya Target Man
Saat Indonesia mencoba bangkit di babak kedua, terutama dengan masuknya Pratama Arhan dan Malik Risaldi, Shin Tae-yong menerapkan taktik crossing untuk menciptakan peluang di depan gawang China.
Pratama Arhan yang bermain di sisi kanan mampu memberikan beberapa umpan silang yang bagus, namun masalahnya, Indonesia tidak memiliki target man yang kuat di dalam kotak penalti.
BACA JUGA:6 Motor Ini Cocok Untuk Antar Jemput Anak Sekolah, Berikut Daftarnya
Penyerang seperti Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick lebih berperan sebagai pemain dengan gaya permainan cepat, tetapi bukan tipe target man yang bisa memenangkan duel udara di kotak penalti lawan.
5. Kehilangan Fokus di Momen Krusial
Gol kedua China juga bisa dihindari jika koordinasi pertahanan lebih baik. Gao Zhunyi mampu memberikan assist dengan mudah meskipun ada banyak pemain Indonesia di sekitarnya.
Ini menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia kehilangan fokus pada momen krusial. Situasi ini menjadi masalah yang jarang terlihat dalam tiga pertandingan sebelumnya, di mana lini belakang Indonesia tampil lebih solid.
Kekalahan dari China ini menyoroti beberapa kelemahan mendasar dalam permainan Timnas Indonesia. Kesalahan individu, ketidakseimbangan taktik, kelemahan dalam menghadapi set piece, serta kurangnya target man di lini depan menjadi faktor utama yang menyebabkan kekalahan ini.