Misteri Jam di Masjid Nabawi, Menjaga Tradisi Waktu Arab

Rabu 30-10-2024,13:36 WIB
Reporter : Fiya
Editor : Reno

Akibatnya, sistem waktu Arab perlahan mulai ditinggalkan, dan mayoritas jam di seluruh Arab Saudi kini disetel berdasarkan waktu standar internasional.

BACA JUGA:Jadi Ajang Masuk Pasar Global! Saatnya UMKM Daftar BRI UMKM EXPO(RT) 2025

Sejarah penjaga waktu di Masjid Nabawi juga kaya akan makna. Pada masa Dinasti Ottoman, seorang penjaga waktu atau pembuat jam memiliki tugas khusus untuk mengatur, memantau, dan memperbaiki jam di masjid ini.

Posisi ini disebut sebagai "muwakkat," yang bukan hanya sekadar profesi, melainkan tanggung jawab besar.

Para muwakkat bekerja menjaga agar waktu yang ditampilkan selalu selaras dengan posisi matahari, sesuai dengan sistem waktu Arab.

Profesi ini telah ada selama lebih dari 400 tahun, dan penjaga waktu terus melaksanakan tugasnya bahkan ketika teknologi telah berubah.

Pada masa pemerintahan Sultan Ottoman Mahmoud II, tanggung jawab muwakkat semakin diperluas, termasuk tugas mengawasi waktu, menjaga keakuratan jam, serta melakukan perbaikan teknis jika diperlukan.

Tugas ini berlanjut selama bertahun-tahun hingga kini, meskipun teknologi digital telah menggantikan banyak alat tradisional.

BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Kalapas Sekayu Launching Budidaya Tanaman Hidroponik

Jam di Bab al-Salam bukan sekadar penunjuk waktu, melainkan simbol keberlangsungan tradisi dan kearifan lokal dalam sejarah Islam.

Jam ini mengingatkan kita bahwa waktu dalam perspektif Islam memiliki dimensi spiritual yang lebih dalam.

Sistem waktu yang didasarkan pada matahari terbenam adalah cerminan betapa eratnya waktu dan aktivitas ibadah dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim.

Meskipun kini sebagian besar jam di dunia mengikuti sistem waktu standar internasional, jam di Bab al-Salam tetap bertahan sebagai warisan budaya.

BACA JUGA:Meski Bisa Membuat Senang, Ternyata Ini Dampak Buruk Sering Memuji Anak

Di tengah modernisasi dan perubahan zaman, jam ini menyimpan kisah dan pelajaran tentang bagaimana peradaban Islam memandang waktu, bukan sekadar sebagai alat ukur, tetapi sebagai bagian dari siklus kehidupan dan ibadah.(*)

Kategori :