HARIANMUBA.COM- Di Masjid Nabawi yang penuh berkah, dikelilingi ketenangan dan kedamaian, ada satu hal yang menarik perhatian para pengunjung: sebuah jam besar yang menggantung dekat Bab al-Salam.
Jam ini berbeda dengan jam-jam di Arab Saudi pada umumnya. Meskipun jarum jamnya terlihat tetap dan tidak berubah, ternyata ada kisah dan makna mendalam di balik penunjuk waktu yang "keliru" tersebut.
Jam di Bab al-Salam, pintu yang dikenal sebagai "Pintu Perdamaian" di Masjid Nabawi, menunjukkan waktu yang berbeda.
Bahkan jika Anda kembali bertahun-tahun kemudian, waktu pada jam ini tidak berubah. Bagi sebagian orang, ini mungkin terlihat sebagai kerusakan atau kesalahan, tetapi sebenarnya, jam tersebut diatur berdasarkan sistem waktu yang dikenal sebagai "Waktu Arab" atau "Waktu Matahari Terbenam."
BACA JUGA:Bukti Pemerataan Layanan BRI: 1 Juta Agen BRILink Tersebar di 62 Ribu Desa
Menurut tradisi Islam dan kebiasaan Arab kuno, malam mendahului siang. Artinya, hari baru dimulai dengan terbenamnya matahari.
Hal ini juga menjadi alasan mengapa dalam budaya Islam, salat Tarawih dilaksanakan pada malam hari pertama bulan Ramadan sebelum puasa dimulai keesokan harinya.
Begitu matahari terbenam dan azan Maghrib berkumandang, hari baru telah dimulai, dan itulah momen dimulainya "jam nol" atau pukul 12 malam.
Jam ini kemudian bergerak maju hingga mencapai waktu terbenam matahari pada hari berikutnya.
Sistem waktu ini telah diterapkan selama berabad-abad di sebagian besar negara Islam. Pada masa lalu, jam-jam di Arab diatur secara manual oleh penjaga waktu, terutama setelah adzan Maghrib.
BACA JUGA:Nasabah di Kecamatan Rupit Nikmati Ragam Keuntungan BRILink
Jam-jam mekanis ini memerlukan "pengacakan" atau penyesuaian setiap hari karena digerakkan oleh sistem putaran manual.
Penjaga waktu, atau muwakkat, akan menyetel ulang waktu berdasarkan posisi matahari terbenam setiap hari.
Penerapan sistem waktu ini sangat penting pada masa lalu. Namun, seiring berjalannya waktu, pengaruh globalisasi membuat sistem waktu standar internasional atau Greenwich Mean Time (GMT) mulai banyak digunakan.
Selain itu, Arab Saudi memiliki zona waktu yang berbeda untuk setiap daerah. Misalnya, waktu di Riyadh berbeda dengan Jeddah atau Dammam, karena lokasi matahari terbenam yang berbeda.