Ericsson & Qualcomm Gelar Hackathon 2025, Tantang Startup Indonesia Kembangkan Solusi 5G dan AI

Ericsson & Qualcomm Gelar Hackathon 2025, Tantang Startup Indonesia Kembangkan Solusi 5G dan AI

Ericsson & Qualcomm Gelar Hackathon 2025, Tantang Startup Indonesia Kembangkan Solusi 5G dan AI--

HARIANMUBA.DISWAY.ID – Upaya mempercepat transformasi digital Indonesia terus digalakkan. Ericsson bersama Qualcomm berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi meluncurkan Hackathon: Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI edisi kedua.

Kompetisi ini membuka ruang bagi startup dan tim akademisi untuk melahirkan ide-ide berbasis teknologi 5G dan kecerdasan buatan (AI). Tahun ini, fokus utama diarahkan pada penerapan solusi di sektor manufaktur, pertambangan, pertanian, dan perdagangan.

Pendaftaran Hackathon berlangsung hingga 17 Oktober 2025, sementara pemenang akan diumumkan pada 14 November 2025. Selain berkompetisi, para peserta juga berkesempatan mendapat mentoring dari pakar industri global. Panitia menyediakan total hadiah Rp190 juta bagi para inovator terbaik.

President Director Ericsson Indonesia, Singapore, Philippines, and Brunei, Daniel Ode, menegaskan bahwa ajang ini merupakan wujud komitmen Ericsson untuk memberdayakan talenta lokal.

BACA JUGA:Truk Colt Diesel Terguling di Jalintim Muba, Rumah Warga Rata dengan Tanah

BACA JUGA:Penyulingan Ilegal Terbakar di Lawang Wetan, Pemilik Ditahan Polisi

“Dengan kapabilitas 5G yang andal, AI bisa diterapkan secara masif. Kami optimistis kolaborasi ini akan mendukung tercapainya Visi Indonesia Digital 2045,” ujarnya.

Senada, Senior Director Government Affairs Qualcomm Southeast Asia and Pacific, Nies Purwati, menyebutkan bahwa Hackathon ini mencerminkan keseriusan Qualcomm dalam mendorong produktivitas industri lewat teknologi komunikasi nirkabel.

“AI punya peran transformatif di hampir setiap sektor. Kami yakin kehadirannya dapat menciptakan manfaat yang lebih luas,” ungkapnya.

Dari sisi pemerintah, Kepala BPSDMI Kemenperin Drs. Masrokhan dan Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Komdigi Sonny Hendra Sudaryana menekankan pentingnya ajang ini bagi kebutuhan nasional. Indonesia diperkirakan membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030, dan Hackathon dinilai menjadi salah satu sarana strategis menuju target tersebut.

BACA JUGA:Desa Nusa Serasan Bangun Jalan Cor Antar Dusun dengan Dana Desa 2025

BACA JUGA:DPPKB Muba Dorong Peran Pria dalam Program KB Lewat Pelayanan MOW dan MOP

“Kami berharap Hackathon ini bukan sekadar kompetisi, melainkan wadah kolaborasi lintas disiplin untuk menghasilkan solusi nyata bagi industri nasional, sekaligus mendukung agenda Making Indonesia 4.0,” tutur keduanya.

Melalui ajang ini, Indonesia diharapkan semakin siap menghadapi tantangan era digital dengan talenta muda yang inovatif, kreatif, dan mampu membawa teknologi 5G serta AI ke tingkat implementasi nyata.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: