Produksi Getah Karet di Masyarakat Turun, Ini Penyebabnya

Produksi Getah Karet di Masyarakat Turun, Ini Penyebabnya

Getah karet di masyarakat akibat curah hujan tinggi produksi turun--

SANGA DESA, HARIANMUBA.COM,  - Tingginya intensitas curah hujan yang terjadi di wilayah kecamatan Sanga Desa pada awal tahun 2023 ini ternyata berdampak terhadap para petani karet.

Pasalnya, produksi getah karet yang mereka hasilkan menurun cukup drastis dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal ini dikarenakan aktivitas penyadapan karet mereka sering terhambat akibat hujan yang mengguyur terutama saat pagi hari. 

Nurgaya (48) petani karet asal Desa  Ngunang mengaku dalam satu minggu bisa sampai 3 hari dirinya tidak menyadap karet akibat hujan yang sering terjadi pagi hari.

BACA JUGA:Fakta Menarik Sungai Lilin Musi Banyuasin, Salah Satu Wilayah Transmigrasi Tersukses di Indonesia

"Nyadap karet ini memang serba salah,  karena kalau kemarau getah karet tidak mengalir.  Dan kalau penghujan seperti ini sering tidak motong (nyadap, red) karena hujan.  Seminggu itu pernah saja sampai 3 hari tidak menyadap akibat hujan," tuturnya..

Diakuinya satu minggu terakhir produksi getah yang ia hasilkan itu turun berkisar antara 30 persen hingga 40 persen.

BACA JUGA:Ada Pelaku Keempat dalam Kasus Viral Pemerkosaan Siswi SMA di Lahat? Begini Dugaan Perannya...

BACA JUGA:Lahan Madec Center Keluang Musi Banyuasin Terbengkalai, Dibangun Pabrik Minyak Goreng

"Mungkin sekitar 30 persen atau 40 persen.  Biasanya satu minggu itu dua kali jual dengan rata-rata berat getah 40 Kg,  sekarang untuk dua kali jual hasil getah itu bisa sampai 10 hari atau 14 hari," ujarnya.

Selain produksi getah yang menurun,  harga getah karet yang tak kunjung membaik juga masih menjadi momok para petani. Saat ini terpantau harga karet ditingkat pengepul hanya berada di angka Rp 6 ribu per kilogram.

"Kalau harga karet dari  tahun lalu tidak pernah naik signifikan. Hanya berkisar antara Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu perkilogram. Padahal di tahun 2009 dulu harga karet tinggi sekali,  bisa sampai Rp 11 ribu per Kg." ungkap Yanto petani karet lainnya warga kelurahan Ngulak 1.

BACA JUGA:Pengantin Perempuan Yang di Bawa Kabur Bisa di Pidana, Ini Pasalnya

BACA JUGA:Siap-siap Aturan Baru! Masyarakat Beli BBM Tidak Boleh Pindah SPBU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: