Miris Mendengar Cerita Kelahiran Bayi Kembar Asal Rejang Lebong, Sang Ibu Harus Ditandu Hingga 6 Jam

Miris Mendengar Cerita Kelahiran Bayi Kembar Asal Rejang Lebong, Sang Ibu Harus Ditandu Hingga 6 Jam

Ilustrasi bayi kembar--

Setelah ditunggu sampai pagi, dan warga khawatir akan keselamatan sang ibu dan anak, terlebih lagi bayi yang telah lahir lebih dahulu belum diputus ari-arinya.

Akhirnya warga sepakat membawa ketiganya menggunakan tandu darurat untuk menuju layanan kesehatan.

BACA JUGA:Begini Nasib Bos Yang Syaratkan Staycation, Usai Kasusnya Terungkap Ke Publik

BACA JUGA:Kadinkes Kampar, Provinsi Riau Terjaring OTT Polisi, Berikut Kronologisnya

Warga berangkat dari Trans Bukit Merbau sekitar pukul 06.30 WIB.

"Ketiganya ditandu yaitu ibu dan bayi yang lebih dahulu lahir serta satu yang masih dalam kandungan," tambah Aan.

Karena harus hati-hati, sehingga waktu tempuh dari trans Bukit Merbau ke Desa Bukit Batu mencapai 6 jam, setelah sampai di Desa Bukit Batu kemudian Erah bersama anaknya langsung dibawa ke Puskemas PUT.

Setibanya di Puskemas PUT, kemudian petugas medis melakukan penanganan medis dengan memutus ari-ari bayi yang telah lahir lebih dahulu.

BACA JUGA:Kebakaran di Pasar Sungai Lilin, 2 Rumah Makan Ludes di Lalap Api

BACA JUGA:Hari ke-9 SEA Games 2023 Indonesia Berhasil Tambah 7 Emas, Peringkat Berapa di Klasemen?

Sedangkan untuk ibu dan anak yang masih dalam kandung harus di rujuk ke rumah sakit yang ada di Kota Lubuklinggau, dan baru lahir anak kedua pada Selasa 9 Mei 2023 sekitar pukul 14.00 WIB.

"Alhamdulillah saat ini baik ibu dan kedua anaknya sehat, dan masih tinggal di rumah ibu saya yang juga ibu angkat dari Erah di Desa Belumai I," paparnya.

Atas kejadian tersebut, Aan bersama masyarakat Trans Bukit Batu berharap agar Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong bisa segera memperbaiki jalan tersebut, sehingga kejadian serupa tak terulang lagi. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: