Kisah Tanjidor Ngulak Sandes : Grup Tanjidor Berusia lebih dari Satu Abad

--
Tidak ada yang tahu pasti kapan tepatnya grup musik ini resmi berdiri, namun dari prediksi dan bukti berupa tahun yang tertera pada alat musik warisan diketahui bahwa grup musik ini sudah berusia lebih dari satu abad.
“Tidak tahu kapan berdirinya jidur ini yang pasti saya mewarisinya dari orang tua saya dan orang tua saya juga menerima dari orang tuanya. Kalau melihat dari tahun yang ada diterompet yang ada dirumah itu tertulis 1902, namun kalau di Jidur (bass drum) yang tersimpan dirumah itu bahkan tahunnya tertulis 1889. Dulu group musik ini ditahun 1960an bernama Candra Buana, kemudian berubah nama menjadi Tanjidor Ngulak Sandes,” tutur Sumbul yang merupakan pimpinan kelompok musik ini.
Grup musik yang Berjaya di era tahun 90an ke bawah ini dulu beranggotakan 12 orang namun seiring berjalannya waktu kini hanya tersisa 5 orang saja, hal ini dikarenakan anggota-anggota yang ada meninggal dunia dan tidak ada yang mewarisi kemampuan bermain alat musiknya.
“Kami ini tidak ada generasi penerus, tidak ada regenarasi. Karena anak-anak kami tidak ada yang berminat belajar dan meneruskan menjadi pemain tanjidor. Mungkin pikir mereka menjadi pemain tanjidor tidaklah menjanjikan untuk digeluti sebagai profesi. Itupun untuk sekarang kebanyakan masyarakat lebih memilih memakai jasa orgen tunggal,” ungkapnya.
“Padahal pada saat dulu seminggu bisa tiga sampai empat kali kami tampil di pesta pernikahan masyarakat untuk mengiringi pengantin. Dan mengiringi tari-tarian seperti tari tanggai dan tari gending sriwijaya. Saya ingat sekali pada waktu itu kami bahkan sempat dipanggil oleh bapak alex noerdin untuk bermain di kantor bupati. Senang sekali kalau bisa tampil lagi seperti itu selain merasa di hargai oleh pemerintah kami juga bisa menunjukkan bahwa kami masih ada dan masih menjadi bagian adat dan budaya Musi banyuasin” ujar Sumbul saat mengenang masa jaya grup music yang dipimpinnya.
BACA JUGA:Diduga Sopir Ngantuk, Mobil Avanza Nyebur Ke Jurang Liku 9 Bengkulu, 1 Orang Meninggal
Kalau ada masyarakat yang mau belajar dan meneruskan menjadi pemain tanjidor para pemain tanjidor Ngulak Sandes siap untuk mengajarkan.
“Kami siap mengajarkan sampai bisa, karena kami juga butuh penerus. Karena kalau tidak, sepeninggal kami grup musik ini pasti juga akan mati dan hilang bersama kami. Saya berharap pemerintah juga bersedia merangkul dan membantu kami guna melestarikan budaya ini” tutupnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: