Kisah Tanjidor Ngulak Sandes : Grup Tanjidor Berusia lebih dari Satu Abad

Kisah Tanjidor Ngulak Sandes : Grup Tanjidor Berusia lebih dari Satu Abad

--

SANGA DESA, HARIANMUBA.COM - GRUP Musik Tanjidor Ngulak Sandes merupakan satu dari beberapa grup musik Tanjidor yang masih tersisa di Kabupaten Musi Banyuasin. 

 

Tanjidor yang telah berusia lebih dari satu abad ini, saat ini tengah menunggu ‘ajal’nya akibat tergerus zaman dan kalah persaingan akibat terpinggirkan oleh musik-musik modern yang ada saat ini. Bagaimanakah kisah grup musik ini di saat jayanya hingga hampir ‘mati’ saat ini?   

 

Perpaduan suara beberapa tiupan terompet bercampur dengan riuh gebukan drum dan gemerincik suara simbal sudah sangat jarang melewati jalan kabupaten di kelurahan Ngulak 1.

 

Beberapa dekade lalu tepatnya awal tahun 60an hingga ke akhir tahun 90an dimana suara yang sama seringkali terdengar dan membawa suasana meriah pesta pernikahan. 

BACA JUGA:Menyedihkan, Pabrik Pembuatan Sepatu Adidas PHK Ribuan Karyawan

Itulah suara Musik Tanjidor atau sering disebut oleh masyarakat dengan Jidur.

 

Tanjidor Ngulak Sandes merupakan salah satu dari dua grup musik tanjidor yang saat ini tersisa di kecamatan Sanga Desa.

 

Grup musik yang digawangi oleh Adam (69) di posisi drum, Napis (74) di Jidur (bass drum, red), Taip (80) pada Saxtenor, Sidik (alm) pada posisi Saxalto, Sumbul (55) pada Saxofone, Karnain (48) pada terompet, serta M Yur (alm) juga di posisi terompet ini merupakan grup musik yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi kepada para pemainnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: