Mengenal Terowongan Tol Pertama di Indonesia Serta Teknologi yang Digunakan

Mengenal Terowongan Tol Pertama di Indonesia Serta Teknologi yang Digunakan

Terowongan pertama di jalan tol Indonesia--

“Metode ini adalah metode yang paling baik untuk kondisi matrial yang akan digali, jadi di Cisumdawu ini memang material yang akan kita gali adalah material vulkanik, dominan materialnya memang lebih mudah runtuh jika ada air," jelasnya.

"Kedua memang akibat dari erupsi gunung berapi biasanya ada bongkahan-bongkahan batuan yang tercampur dimaterial tanah tersebut, jadi untuk metode lainnya hanya bisa digunakan pada kondisi homogen,” terang Fahmi.

BACA JUGA:Peluang Besar Tambah Modal UMKM Melalui KUR BRI 2023, Cek Tabel Cicilan Terbaru Bulan September

BACA JUGA:Jika Tol Trans Sumatera Selesai, Aceh - Jakarta Bisa Hemat Waktu Hampir 60 Jam, Begini Perkembangannya

Tantangan dari pembangunan terowongan ini yaitu ketidakstabilan lereng yang harus diatasi dengan cara perkuatan tanah (forepoling) yaitu sistem pipa yang dimasukkan ke dalam tanah yang digali membentuk setengah lingkaran dan diisi dengan grouting yaitu material pengisi beton.

Dengan tujuan membuat suatu perkuatan di sekeliling terowongan, hal tersebut dilakukan secara berulang – ulang dengan panjang galian 60-80 cm.

Pembangunan terowongan Twin Tunnnel ini juga memperhitungkan dampak lingkungannya.

“Terutama dari segi gangguan lingkungan, kita harus memotong alur air yang sebetulnya untuk kebutuhan warga bisa terputus," jelasnya.

BACA JUGA:PCNU Muba Periode 2023-2028 Resmi Dilantik, Ketua PBNU Pusat Apresiasi Kepedulian Pj Bupati Apriyadi

BACA JUGA:Hendak Pergi Mancing, Warga Air Kumbang Banyuasin Menghilang Diterkam dan Diseret Buaya ke Sungai

"Nah dengan terowongan ini kita bisa mengkondisikan daerah yang disekitarnya atau didaerah permukaannya tidak akan terganggu, mungkin hanya bagian inlet portal atau outlet akan ada konstruksinya, tapi bukit bagian atas tidak ada gangguan sama sekali,” tambah Fahmi.

Alasan terowongan Twin Tunnel dibangun dengan bentuk kembar yang terlihat indah karena terowongan ini membutuhkan enam lajur sehingga dibuat dua terowongan dengan dua arah yang berbeda.

Hal ini seperti di negara negera lain yang memaksimalkan tiga lajur untuk pembangunan terowongan. 

Sehingga jika dibuat satu area permukaan terowongan yang besar dengan kebutuhan enam lajur akan memiliki gangguan yang cukup besar dan beresiko terjadi keruntuhan pada saat pelaksanaan konstruksi maupun ketika setelah konstruksi.

BACA JUGA:3 Proyek Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 3 Cileles- Panimbang Mulai Dilelang, Ini Nilainya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: