Sambut Bulan Ruwah, Isian Es Laris Manis Dicari Pembeli

Sambut Bulan Ruwah, Isian Es Laris Manis Dicari Pembeli

Pedagang di pasar Kalangan di Sanga Desa--

HARIANMUBA.COM,- Sambut Bulan Ruwah, Isian Es Laris Manis Dicari Pembeli.

Banyaknya masyarakat yang mengadakan persedekahan pada bulan syaban atau biasa dikenal dengan istilah Ruwahan, ternyata membawa berkah tersendiri bagi sebagian masyarakat khususnya para penjual isian es. 

Pasalnya, selama bulan ruwah isian es seperti cincau, kolang-kaling, cendol, serta delima atau mutiara mengalami peningkatan permintaan dari masyarakat.

Berdasarkan pantauan wartawan koran ini, Kemarin Jumat 16 Februari 2024 di Pasar Kalangan Ngulak tingkat penjualan bahan isian es seperti cincau, kolang-kaling, cendol, serta delima atau mutiara mengalami kenaikan cukup tinggi. 

BACA JUGA:Usai Pilpres 2024, BBM Non-Subsidi Berpotensi Naik

BACA JUGA:Waduh! Tidur Ngorok Ternyata Bisa Menjadi Tanda Masalah Kesehatan Serius, Begini Cara Atasinya

Dari penuturan pedagang rata-rata dalam sehari mereka bisa meraup untung bersih antara Rp 200 ribu – Rp 400 ribu.

“Ya, masih bulan ini tergolong banyak yang beli. Tapi tidak sebanyak saat di bulan puasa. Rata-rata omset yang saya peroleh setiap hari selama seminggu ini sekitar Rp 200 ribu,” ungkap Sahid (39) salahsatu pedagang, asal kota Lubuk Linggau.

Ia pun mengungkapkan, bahwa selain permintaan dari masyarakat yang mengalami peningkatan, saat ini harga bahan isian es sedikit mengalami kenaikan harga. 

“Harga kolang-kaling minggu lalu itu masih berada di angka Rp 15 ribu perkilogram sekarang naik jadi Rp 17 ribu per kg. Cincau sebelumnya Rp 4 ribu sepetak (2,5 ons, red) sekarang naik jadi Rp 5 ribu sepetak. Sementara itu untuk cendol masih Rp 5 ribu per dua bungkus,” ujarnya.

BACA JUGA:10 Manfaat Luar Biasa dari Cuka Apel Untuk Kesehatan dan Kecantikan

BACA JUGA:Diguyur Hujan Lebat, Rumah Rakit Warga OKI Hanyut

Sementara itu Yuli (34) penjual bahan isian es lainnya mengaku penjualan di tahun ini tidak seramai di tahun sebelumnya.

“Sekarang jualan agak sepi, mungkin karena efek harga karet yang masih belum membaik. Harapan nya harga karet cepat naik supaya kami bisa kembali ramai pembeli,” tutur wanita yang juga menjual tahu dan tempe ini. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: